| Nama : Lina Septiawati NPM : 20207659 Kelas : 3EB06 Riset Akuntansi Sumber : http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/JEB/article/viewFile/1790/1780 
 
 Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| PREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN GO- | 
| PUBLIC DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTINOMIAL | 
| LOGIT | 
| Luciana Spica Almilia | 
| STIE Perbanas Surabaya | 
| Abstract | 
| This research aims at providing empirical evidance on   factors that affect   financialy | 
| distressed      firms.  This  study    examines  the  role    of  financial  ratio    in  predicting  the | 
| accurance of financial distress in the context of   Jakarta Stock Exchange. | 
| The    samples  consist of 43 firms   with  positive net income,   positive  equity book  value | 
| and still listed until 2001; 14 firms with negative   income from 2000 to 2001 and still listed; | 
| and 24 firms with negative income and negative equity   book value from 2000 to 2001 and | 
| still listed. Multinomial logit regression is used to   test the hypothesis. It is hypothised that | 
| financial ratio from    statements of income, balance sheet and statements of cash flow can | 
| use to predict    financial distress firms. This study use  three models  to examine examines | 
| the role of financial ratio in predicting the   accurance of financial distress in the context of | 
| Jakarta Stock Exchange The finding of this research   that financial ratio from  statements | 
| of income, balance sheet and statements of cash flow   (CATA, TLTA, NFATA, CFFOCL, | 
| CFFOTS and CFFOTL) are significant variables   determining  financialy distressed  firms. | 
| Keywords:    financial  distress,  financial    ratio,  statements  of    income,  balance  sheet, | 
| statements of cash flow, multinomial logit. | 
| LATAR BELAKANG PENELITIAN | 
| Model sistem    peringatan  untuk  mengantisipasi adanya financial  distress    perlu untuk | 
| dikembangkan,    karena  model  ini    dapat  digunakan  sebagai    sarana  untuk | 
| mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum   sampai pada kondisi krisis atau | 
| kebangkrutan.    Plat  dan  Plat    (2002)  mendefinisikan  financial    distress  sebagai  tahap | 
| penurunan    kondisi  keuangan  yang    terjadi  sebelum  terjadinya    kebangkrutan  ataupun | 
| likuidasi. | 
| Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kondisi   financial distress perusahaan pada | 
| umumnya    menggunakan  rasio keuangan  perusahaan. Penelitian  tentang    kondisi  financial | 
| distress    telah  dilakukan  oleh    beberapa  peneliti  diantaranya    oleh  Luciana  dan    Kristijadi | 
| (2003)    yang  menggunakan  rasio-rasio    keuangan  yang  digunakan    oleh  Platt  dan    Platt | 
| Halaman 1 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| (2002). Rasio keuangan yang digunakan oleh Platt dan   Platt (2002) adalah rasio keuangan | 
| yang berasal dari informasi di dalam Neraca dan   Laporan Rugi Laba. Penelitian serupa juga | 
| dilakukan    oleh  Luciana  dan    Meliza  (2003),  yang    menggunakan  rasio  keuangan    untuk | 
| memprediksi kinerja keuangan perusahaan pasca   IPO.  Dari beberapa penelitian  yang ada | 
| belum  ada  penelitian    yang  menggunakan  rasio    keuangan  yang  berasal    dari  informasi | 
| laporan arus kas. Penelitian ini berusaha untuk   mengeksplorasi lebih jauh tentang manfaat | 
| rasio    keuangan  yang  berasal    dari informasi  laporan  arus    kas  untuk  memprediksi    kondisi | 
| financial distress suatu perusahaan. | 
| Penelitian    yang  dilakukan  oleh    Hofer  (1980)  dan    Whitaker  (1999)  mendefinisikan | 
| financial    distress  sebagai  suatu    kondisi  perusahaan  mengalami    laba  bersih  (net    income) | 
| negatif selema beberapa tahun. Sedangkan penelitian   yang dilakukan oleh Luciana (2004) | 
| mendefinisikan    kondisi  financial  distress    sebagai  suatu  kondisi    dimana  perusahaan | 
| mengalami    delisted  akibat  laba bersih    dan  nilai  buku    ekuitas  negatif  berturut-turut  serta | 
| perusahaan tersebut    telah  di  merger.    Dari  beberapa penelitian   yang  telah ada,  belum ada | 
| penelitian    yang  berusaha  untuk    menggabungkan  beberapa  penyebab    kondisi  financial | 
| distress yaitu    karena laba  bersih  negatif    berturut dan  nilai  buku ekuitas  negatif    berturut- | 
| turut. Penelitian ini berusaha menguji   variabel-variabel rasio keuangan untuk memprediksi | 
| kondisi financial distress dengan 2 kondisi yaitu laba   bersih negatif dan nilai buku ekuitas | 
| negatif. Karena penggunaan 2  kondisi financial distress ini maka   penelitian ini tidak bisa | 
| menggunakan    regeresi  logistik,  karena    dalam  penelitian  ini    variabel  dependen | 
| dikategorikan    menjadi  3  kelompok    yaitu  perusahaan  yang    tidak  mengalami  kondisi | 
| financial distress, perusahaan yang mengalami kondisi   financial distress yang ditunjukkan | 
| dengan laba bersih negatif selama beberapa tahun dan   perusahaan yang mengalami kondisi | 
| financial    distress  yang  ditunjukkan    dengan  nilai  buku    ekuitas  negatif  selama    beberapa | 
| tahun. | 
| Halaman 2 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| Tujuan    dari  penelitian  ini    adalah mengembangkan model    logit  dengan  menggunakan | 
| rasio    keuangan  yang  berasal    dari  neraca,  laporan    laba  rugi  dan    laporan  arus  kas    untuk | 
| memprediksikan    financial  distress  antar    industri.  Financial  distress    merupakan  variabel | 
| dependen    kategori  dalam  model    ini.  Motivasi  dilakukan    penelitian  ini  adalah    untuk | 
| mengetahui apakah rasio keuangan yang berasal dari   neraca dan laporan laba rugi memiliki | 
| daya    klasifikasi yang  lebih tinggi   daripada  rasio keuangan yang berasal   dari laporan  arus | 
| kas  dalam  memprediksikan  kondisi    financial  distress  suatu    perusahaan.  Sedangkan | 
| kontribusi    dari  penelitian  ini    adalah  memberikan  informasi    bagi  pihak  internal    dan | 
| eksternal    perusahaan  mengenai  rasio    keuangan  (baik  dari    neraca,  laporan  laba    rugi  dan | 
| laporan arus kas) yang sangat dominan dalam   memprediksikan financial distress. | 
| KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS | 
| Manfaat Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja   Perusahaan | 
| Penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi kinerja   perusahaan telah banyak dilakukan | 
| oleh    peneliti.  Penelitian  yang    dilakukan  oleh  Sri    Haryati  (2002)  berusaha    untuk | 
| menganalisis: apakah terdapat perbedaan bermakna   kinerja keuangan yang diukur dari rasio | 
| cadangan    penghapusan  kredit  terhadap    kredit,  ROA,  efisiensi    dan  LDR  antar    bank | 
| kelompok kategori A, B dan C. Hasil dari penelitian   ini adalah empat rasio keuangan yang | 
| digunakan ternyata    rasio ROA, efisiensi dan  LDR   mempunyai perbedaan  yang  signifikan | 
| diantara bank-bank dalam kategori A, B dan C. | 
| Penelitian ini juga berusaha menguji apakah terdapat   perbedaan rasio keuangan antara | 
| perusahaan    yang  mengalami  financial    distress  dan  perusahaan    yang  tidak  mengalami | 
| financial distress. Tujuan dilakukan uji beda dalam   penelitian ini adalah banyaknya jumlah | 
| rasio    keuangan  yang  digunakan    untuk  memprediksi,  sehingga    penelitian  ini  hanya | 
| menggunakan rasio keuangan yang berbeda secara   statistik saja  untuk dimasukkan dalam | 
| Halaman 3 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| model    Multinomial Logit.  Rasio  keuangan    yang digunakan  dalam penelitian   ini  merujuk | 
| penelitian    yang  dilakukan oleh  Platt dan Platt  (2002) dan    Luciana  dan  Kristijadi    (2003), | 
| yang    memberikan  bukti  bahwa    rasio  keuangan  profit    margin,  likuiditas,  efisiensi, | 
| profitabilitas,    financial  leverage,  posisi    kas  dan  pertumbuhan    dapat  digunakan  untuk | 
| menilai kinerja perusahaan yang mengalami  financial    distress  dan perusahaan   yang  tidak | 
| mengalami financial distress.  Berdasarkan analisis dan temuan penelitian   terdahulu, maka | 
| hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut: | 
| H1:   Variabel   rasio keuangan perusahaan secara statistis signifikan berbeda antara | 
| perusahaan    yang  mengalami  kondisi    financial  distress  dan    perusahaan  yang | 
| tidak mengalami kondisi financial distress. | 
| Prediksi Financial Distress dan Penelitian Terdahulu | 
| Financial    distress  terjadi sebelum  kebangkrutan. Umumnya model  financial    distress | 
| berpegang    pada  data-data  kebangkrutan,  karena    data-data  ini  mudah    diperoleh.  Altman, | 
| Marco  dan  Varetto (1994)  dan    Yang,  Platt dan  Platt    (1999) menggunakan  model neural | 
| network untuk membedakan perusahaan yang gagal dan   tidak gagal. Pengguna dari model | 
| ini termasuk kreditur, suplier yang berfokus pada   repayment dan investor potensial. Model | 
| ini    memberikan  keuntungan  untuk    berbagai  macam aplikasi  seperti:    Pemilihan  portfolio | 
| (Platt  dan  Platt,    1991);  Penilaian  kredit    (Altman  dan  Haldeman,    1995);  Perubahan | 
| manajemen (Platt dan Platt, 2000). | 
| Penelitian    kesulitan perusahaan pada umumnya terfokus pada masalah  restrukturisasi | 
| keuangan (Brown, James dan Mooradian, 1992) dan   perubahan manajemen (Gilson, 1989). | 
| Terdapat sedikit sekali penelitian  yang    menghasilkan model  untuk   memprediksi financial | 
| distress. Terbatasnya    usaha untuk  memprediksikan   financial distress ini disebabkan pada | 
| tidak adanya definisi yang konsisten ketika perusahaan   berada dalam tahap penurunan. | 
| Halaman 4 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| Dalam penelitian yang terdahulu, untuk melakukan   pengujian apakah suatu perusahaan | 
| mengalami    financial distress  dapat   ditentukan  dengan  berbagai    cara,  seperti:  Lau    (1987) | 
| dan  Hill  et    al.  (1996)  menggunakan    adanya  pemberhentian  tenaga    kerja  atau | 
| menghilangkan    pembayaran  deviden;  Asquith,    Gertner  dan  Scharfstein    (1994) | 
| menggunakan    interest  coverage  ratio    untuk  mendefinisikan  financial    distress;  Whitaker | 
| (1999) mengukur financial distress dengan cara adanya   arus kas yang lebih kecil dari utang | 
| jangka    panjang  saat  ini;    John,  Lang  dan Netter    (1992)  mendefinisikan   financial  distress | 
| sebagai perubahan harga ekuitas. | 
| Platt dan Platt (2002)    melakukan penelitian terhadap 24 perusahaan yang mengalami | 
| financial    distress  dan  62    perusahaan  yang  tidak    mengalami  financial  distress,    dengan | 
| menggunakan model logit mereka berusaha untuk   menentukan rasio keuangan yang paling | 
| dominan untuk memprediksi adanya financial distress.   Temuan dari penelitian ini adalah: | 
| Variabel    EBITDA/sales,  current  assets/current  liabilities    dan  cash  flow    growth  rate | 
| memiliki hubungan    negatif  terhadap  kemungkinan    perusahaan  akan mengalami  financial | 
| distress. Semakin besar rasio ini, maka semakin kecil   kemungkinan perusahaan mengalami | 
| financial distress. Sedangkan Variabel  net    fixed assets/total  assets,  long-term debt/equity | 
| dan  notes  payable/total  assets    memiliki  hubungan  positif    terhadap  kemungkinan | 
| perusahaan    akan  mengalami  financial    distress.  Semakin    besar    rasio  ini  maka    semakin | 
| besar kemungkinan perusahaan mengalami financial   distress. | 
| Penelitian    mengenai  kondisi  financial    distress  di  Indonesia    telah  dilakukan  oleh | 
| Luciana (2004), Luciana dan Meliza (2003), serta   Luciana dan Kristijadi (2003). Penelitian | 
| yang  dilakukan  oleh    Luciana  (2004),  memproksikan  kondisi    financial  distress  sebagai | 
| kondisi    perusahaan  yang  telah    delisted  pada  tahun    1999-2002.  Hasil  penelitian    ini | 
| memberikan bukti bahwa rasio net income/total asset,   shareholder equity/total assets, dan | 
| Halaman 5 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| total    debt/total  asset  dapat    digunakan  untuk  memprediksi    probabilitas  perusahaan  yang | 
| mengalami delisted. | 
| Luciana dan Meliza (2003) juga melakukan penelitian   yang serupa, hanya saja kondisi | 
| financial distress suatu perusahaan diwakili oleh 3   kelompok perusahaan dan 1 kelompok | 
| perusahaan    kontrol  sebagai  pembanding.    Keempat  kelompok  perusahaan    tersebut  yaitu: | 
| Kelompok pertama diwakili oleh perusahaan yang   mengalami net income negatif selama 2 | 
| tahun    berturut-turut;  Kelompok  kedua    diwakili  oleh  perusahaan    yang  mengalami  net | 
| income    negatif  dan  nilai    buku ekuitas  negatif selama  2    tahun  berturut-turut.;  Kelompok | 
| ketiga    diwakili  oleh  perusahaan    yang  delisted;  dan    Kelompok  keempat  diwakili    oleh | 
| perusahaan yang masih tetap aktif serta tidak   mengalami net income negatif dan nilai buku | 
| ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut.   Penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan | 
| Meliza    (2003)  memberikan  bukti    bahwa  rasio  net    income/total  asset,  shareholder | 
| equity/total assets, retained earning/total asset, dan   total debt/total asset dapat digunakan | 
| untuk memprediksi probabilitas perusahaan yang   mengalami kondisi financial distress. | 
| Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana   dan Kristijadi (2003), penelitian | 
| ini    membentuk  12  persamaan    dari  20  rasio    keuangan.  Penelitian  ini    memberikan  bukti | 
| bahwa  dari   keduabelas  persamaan  regresi    yang  dibentuk menunjukkan   bahwa  rasio-rasio | 
| keuangan    dapat  digunakan  untuk    memprediksikan  financial  distress    suatu  perusahaan. | 
| Karena itu hipotesis dalam penelitian tersebut dapat   diterima, bahwa rasio-rasio keuangan | 
| dapat    digunakan  untuk  memprediksikan  kondisi    financial  distress  suatu    perusahaan. | 
| Sedangkan    tambahan  dalam  penelitian    ini  menunjukkan  bahwa    variabel  rasio  keuangan | 
| yang paling dominan dalam menentukan financial   distress suatu perusahaan adalah: rasio | 
| profit    margin  yaitu  laba    bersih  dibagi dengan  penjualan    (NI/S),  rasio  financial    leverage | 
| yaitu hutang lancar dibagi dengan total aktiva   (CL/TA), rasio likuiditas yaitu aktiva lancar | 
| Halaman 6 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| dibagi    dengan  hutang  lancar    (CA/CL),  rasio  pertumbuhan    yaitu  rasio  pertumbuhan    laba | 
| bersih dibagi dengan total aktiva (GROWTH NI/TA). | 
| Penelitian    ini  bertujuan  untuk    menguji  kembali  rasio    keuangan  profit  margin, | 
| likuiditas,    efisiensi,  profitabilitas,  financial    leverage,  posisi  kas    dan  pertumbuhan  dapat | 
| digunakan    untuk  menilai  kinerja    perusahaan  yang  mengalami    financial  distress  dan | 
| perusahaan yang tidak mengalami financial distress.   Perbedaannya adalah kondisi financial | 
| distress    yang  digunakan  dalam    penelitian  ini  adalah    diwakili  oleh  dua    kondisi.  Kondisi | 
| financial distress pertama yaitu perusahaan mengalami   kerugian selama  2 tahun  berturut, | 
| sedangkan    kondisi  financial  distress    kedua  yaitu  perusahaan    mengalami  kerugianan  dan | 
| nilai  buku   ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut. Berdasarkan analisis dan   temuan | 
| penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian   dinyatakan sebagai berikut: | 
| H2:  Rasio  keuangan    dapat  digunakan  untuk    memprediksi  probabilitas  kondisi | 
| financial distress suatu perusahaan. | 
| METODA PENELITIAN | 
| Data Penelitian | 
| Penelitian ini mengambil data sekunder berupa laporan   keuangan periode 1998-2001 yang | 
| dipublikasikan. Periodisasi data penelitian yang   mencakup data periode tahun 1998 sampai | 
| 2001    dipandang  cukup  mewakili    untuk  memprediksi  financial    distress,  karena  pada | 
| periode-periode    tersebut  merupakan  periode    krisis  ekonomi  yang    terjadi  di  negara | 
| Indonesia    dan  memiliki  dampak    terhadap  kinerja  keuangan    seluruh  perusahaan  yang | 
| terdaftar    di  Bursa  Efek    Jakarta.  Data  yang    digunakan  dalam  penelitian    ini  adalah:  data | 
| sekunder berupa laporan keuangan tahunan meliputi   laporan rugi laba, neraca dan laporan | 
| arus kas mulai tahun 1998-2001. | 
| Halaman 7 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| Populasi dan Sampel Penelitian | 
| Populasi    penelitian  adalah  seluruh    perusahaan  yang  terdaftar    di  Bursa  Efek    Jakarta  dan | 
| memiliki laporan    keuangan  pada  tahun 1998-2001.  Sedangkan    sampel dari penelitian  ini | 
| perusahaan    yang  mengalami  financial    distress  dikategorikan  dalam    2  kelompok,  sesuai | 
| dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica   dan Meliza Silvy (2003): | 
| 1.  Kelompok   pertama adalah perusahaan yang    selama  2 tahun berturut-turut   mengalami | 
| laba bersih (net income) negatif. | 
| 2.  Kelompok   kedua adalah perusahaan yang selama 2 tahun berturut-turut mengalami laba | 
| bersih (net income) negatif dan nilai buku ekuitas   negatif. | 
| Dasar dari penentuan kondisi financial distress   kedalam dua kelompok ini didasarkan | 
| atas    argumentasi  bahwa  apabila    perusahaan  mengalami  kerugian    dan  nilai  buku    ekuitas | 
| yang negatif selama 2 tahun berturut-turut menandakan   kinerja keuangan yang kurang baik, | 
| dan  apabila hal   ini tidak menjadi perhatian perusahaan untuk melakukan perbaikan  maka | 
| perusahaan    dapat mengalami kondisi    yang  lebih  buruk    lagi  yaitu kebangkrutan.    Hal    ini | 
| mendukung    penjelasan  diawal  bahwa    kondisi  financial  distress    terjadi  sebelum | 
| kebangkrutan. Sehingga penelitian ini berusaha untuk   memberikan suatu model yang dapat | 
| digunakan perusahaan untuk memprediksi kondisi   financial distress sebelum sampai pada | 
| kondisi kebangkrutan. | 
| Dalam    penelitian  ini  juga    akan  memilih  perusahaan-perusahaan  yang    memiliki | 
| karakteristik item pelaporan akuntansi yang mendekati   sama. Sebagai kontrol juga dipilih | 
| perusahaan    yang  sehat  pada    tahun  2000-2001.  Data    laporan  keuangan  tahun    2000-2001 | 
| digunakan    sebagai  pedoman  penentuan    apakah  suatu  perusahaan    mengalami  financial | 
| distress atau tidak. Sedangkan data laporan keuangan   tahun 1998-1999 adalah merupakan | 
| data  yang  akan diolah.  Berdasarkan kriteria  diatas maka    sampel  penelitian berjumlah  81 | 
| perusahaaan dengan rincian  sebagai berikut: kelompok perusahaan yang   tidak mengalami | 
| Halaman 8 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| kondisi    financial  distress  adalah    43  perusahaan,  perusahaan    yang  mengalami  kondisi | 
| financial    distress  pada  kelompok    pertama  adalah  14    perusahaan  dan  perusahaan    yang | 
| mengalami kondisi financial distress pada kelompok   kedua adalah 24 perusahaan. | 
| Perumusan Variabel | 
| Variabel    dependen yang digunakan  dalam   penelitian ini adalah  kondisi  financial    distress | 
| perusahaan yang merupakan variabel kategori, 0 untuk   perusahaan sehat dan 1 dan 2 untuk | 
| perusahaan yang mengalami financial distress. | 
| Variabel independen yang digunakan dalam penelitian   ini adalah rasio keuangan dari | 
| laporan laba rugi, neraca dan arus kas. Rasio keuangan   dari informasi laporan laba rugi dan | 
| neraca    yang  digunakan  dalam    penelitian  ini  adalah    profit  margin,  likuiditas,    efisiensi, | 
| profitabilitas, financial leverage, posisi kas dan   pertumbuhan.  Ketujuh kelompok rasio   ini | 
| digunakan  dikarenakan  dalam    penelitian  yang  dilakukan    oleh  Platt  dan    Platt  (2002)  dan | 
| Luciana dan Kristijadi (2003) memberikan bukti bahwa   ketujuh kelompok rasio ini dapat | 
| digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress   suatu perusahaan. Rasio keuangan | 
| perusahaan yang    berasal  dari  neraca dan laporan laba  rugi sesuai dengan penelitian  yang | 
| dilakukan oleh Platt dan Platt (2002) dan Luciana dan   Kristijadi (2003): | 
| 1.  Profit   margin meliputi: | 
| a.  Laba bersih   / penjualan (NI/S). | 
| 2.  Likuiditas   meliputi: | 
| a.  Aktiva   lancer / kewajiban lancar (CA/CL). | 
| b.  Modal kerja   (aktiva lancar – kewajiban lancar) / total aktiva (WC/TA). | 
| c.  Aktiva   lancer / total aktiva (CA/TA). | 
| d.  Aktiva tetap   bersih / total Aktiva (NFA/TA). | 
| 3.  Efisiensi   meliputi: | 
| Halaman 9 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| a.  Penjualan /   total aktiva (S/TA). | 
| b.    Penjualan  /  aktiva lancar (S/CA). | 
| c.  Penjualan /   modal kerja (S/WC). | 
| 4.    Profitabilitas meliputi: | 
| a.  Laba bersih   / total aktiva (NI/TA). | 
| b.  Laba bersih   / ekuitas saham (NI/EQ). | 
| 5.  Financial   Leverage meliputi: | 
| a.  Total hutang   / total aktiva (TL/TA). | 
| b.  Notes   Payable / total aktiva (NP/TA). | 
| c.  Notes   Payable / total hutang (NP/TL). | 
| d.  Ekuitas   saham / total aktiva (EQ/TA). | 
| 6.  Posisi kas   meliputi: | 
| a.  Kas / hutang   lancar (CASH/CL). | 
| b.  Kas / total   aktiva (CASH/TA). | 
| 7.  Pertumbuhan   meliputi: | 
| a.  Prosentase   pertumbuhan penjualan (GROWTH-S). | 
| b.  Prosentase   pertumbuhan laba bersih dibagi total aktiva (GROWTH NI/TA). | 
| Penelitian    ini  juga  memasukkan    rasio  keuangan  yang berasal  dari    informasi  laporan | 
| arus  untuk  memberikan    bukti bahwa rasio  keuangan   yang  berasal  dari informasi  laporan | 
| arus  kas  juga    dapat  digunakan  untuk    memprediksi  kondisi  financial    distress  suatu | 
| perusahaan. Sedangkan rasio keuangan yang berasal dari   laporan arus kas yang digunakan | 
| berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Fadjrih   (1999): | 
| 1.  Aktivitas   operasi meliputi: | 
| a.  Arus kas   bersih dari aktivitas operasi/hutang lancar (CFFO/CL). | 
| b.  Arus kas   bersih dari aktivitas operasi/total hutang (CFFO/TL). | 
| Halaman 10 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| c.  Arus kas   bersih dari aktivitas operasi/total sumber dana (CFFO/TS). | 
| d.  Arus kas   bersih dari aktivitas operasi/total aktiva(CFFO/TA). | 
| e.  Arus kas   bersih dari aktivitas operasi/ekuitas pemilik (CFFO/EQ). | 
| f.  Arus kas   bersih dari aktivitas operasi/penjualan (CFFO/S). | 
| g.  Arus kas   bersih dari aktivitas operasi/bunga (CFFO/I) | 
| 2.  Aktivitas   investasi meliputi: | 
| a.  Investasi   aktiva tetap/aktiva tetap (IPPE/PPE) | 
| b.  Investasi   aktiva tetap/total penggunaan dana (IPPE/TU). | 
| c.  Perubahan   modal kerja/ total penggunaan dana (CHWC/TU). | 
| d.  Penghapusan   aktiva tetap/ total sumber dana (RPPE/TS). | 
| 3.  Aktivitas   pendanaan meliputi: | 
| a.  Perolehan   hutang/total sumber dana (DI/TS) | 
| b.  (Perolehan   hutang – pembayaran hutang)/total sumber dana (NetDebt/TS). | 
| Teknik Analisis dan Model Analisis | 
| Pengujian Hipotesis I | 
| Analisis    awal  dilakukan  sebelum    pengujian  hipotesis  2    adalah  menguji  apakah    terdapat | 
| perbedaan rasio keuangan baik yang berasal dari   neraca, laporan laba rugi dan laporan arus | 
| kas  antara  ketiga    kelompok  perusahaan  dengan    tehnik  analisis  Manova.    Variabel  rasio | 
| keuangan    yang  secara  statis    signifikan  berbeda  antara    kelompok  1,  2,    dan  3,  akan | 
| dimasukkan dalam model untuk memprediksi kondisi   financial distress. | 
| Pengujian Hipotesis II | 
| Pengujian hipotesis 2 dalam penelitian ini dilakukan   dalam 3 tahap. Pengujian pada tahap 1 | 
| pertama adalah menguji daya klasifikasi dan   signifikansi dari rasio keuangan yang berasal | 
| Halaman 11 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| dari    neraca  dan  laporan    laba  rugi.  Pada    tahap  2  adalah    menguji  daya  klasifikasi    dan | 
| signifikansi dari rasio  keuangan    yang  berasal  dari laporan arus  kas. Sedangkan pengujian | 
| pada  tahap  3    adalah  menguji  daya    klasifikasi  dan  signifikansi  dari    rasio  keuangan  yang | 
| berasal dari neraca, laporan laba rugi dan laporan   arus kas. Model yang digunakan dalam | 
| penelitian ini yaitu: | 
| Model 1: | 
| Zj = b | 
| X | 
| + b | 
| X | 
| + …. + b | 
| X | 
| j1 | 
| 1 | 
| j2 | 
| 2 | 
| jn | 
| n | 
| j     = kelompok   perusahaan mulai 1 sampai 3 yaitu: | 
| Status 0 = Perusahaan non financial distress | 
| Status 1 = Perusahaan financial distress kelompok 1 | 
| Status 2 = Perusahaan financial distress kelompok 2 | 
| X | 
| ……. X | 
| = rasio keuangan neraca dan laporan laba rugi | 
| 1 | 
| n | 
| P | 
| = exp(Z | 
| )/ | 
| exp(Z | 
| ) | 
| j | 
| j | 
| j | 
| j=1 | 
| j | 
| Model 2: | 
| Zj = b | 
| X | 
| + b | 
| X | 
| + …. + b | 
| X | 
| j1 | 
| 1 | 
| j2 | 
| 2 | 
| jn | 
| n | 
| j     = kelompok   perusahaan mulai 1 sampai 3 yaitu: | 
| Status 0 = Perusahaan non financial distress | 
| Status 1 = Perusahaan financial distress kelompok 1 | 
| Status 2 = Perusahaan financial distress kelompok 2 | 
| X | 
| ……. X | 
| = rasio keuangan laporan arus kas | 
| 1 | 
| n | 
| P | 
| = exp(Z | 
| )/ | 
| j | 
| exp(Z | 
| ) | 
| j | 
| j | 
| j=1 | 
| j | 
| Model 3: | 
| Zj = b | 
| X | 
| + b | 
| X | 
| + …. + b | 
| X | 
| j1 | 
| 1 | 
| j2 | 
| 2 | 
| jn | 
| n | 
| Halaman 12 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| j     = kelompok   perusahaan mulai 1 sampai 3 yaitu: | 
| Status 0 = Perusahaan non financial distress | 
| Status 1 = Perusahaan financial distress kelompok 1 | 
| Status 2 = Perusahaan financial distress kelompok 2 | 
| X | 
| ……. X | 
| = rasio keuangan neraca, laporan laba rugi dan laporan   arus kas | 
| 1 | 
| n | 
| P | 
| = exp(Z | 
| )/ | 
| exp(Z | 
| ) | 
| j | 
| j | 
| j | 
| j=1 | 
| j | 
| Adapun    pengujian  secara  statistik    terhadap  hipotesis  yang    dikemukan  sebelumnya | 
| dengan langkah-langkah sebagai berikut: analisa data   dilakukan dengan menilai kelayakan | 
| model regresi, menguji koefisien regresi, dan   menganalisis daya klasifikasi model prediksi | 
| untuk masing-masing kelompok. | 
| PENGUJIAN EMPIRIS DAN HASIL | 
| Pengujian Hipotesis I | 
| Pengujian hipotesis I dilakukan untuk menguji apakah   terdapat perbedaan rasio keuangan | 
| perusahaan (yang berasal dari neraca, laporan rugi   laba dan laporan arus kas) antara ketiga | 
| kelompok perusahaan dengan tehnik analisis Manova.   Hasil pengujian Manova untuk rasio | 
| keuangan yang berasal laporan arus kas tampak pada   tabel 1 berikut ini. | 
| Berdasarkan    tabel  1  menunjukkan    bahwa  terdapat  perbedaan    rasio  CFFOCL, | 
| CFFOTL, CFFOTS dan CFFOTA untuk perusahaan pada   kelompok 1, 2 dan 3 pada tingkat | 
| signifikansi 5%.    Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan   rasio | 
| keuangan    antara  perusahaan  yang    mengalami  kondisi  financial distress  baik    karena  laba | 
| bersih  negatif   selama 2  tahun berturut-turut ataupun   perusahaan yang laba dan nilai  buku | 
| ekuitas    negatif  selama  2    tahun  berturut-turut  dengan    perusahaan  yang  tidak    mengalami | 
| kondisi financial distress. | 
| Halaman 13 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| Tabel 1 | 
| Hasil Pengujian Manova Rasio Keuangan yang Berasal   dari Laporan Arus Kas | 
| Variabel  F   Hitung  Signifikansi | 
| CFFOCL    33.675  0.000 | 
| CFFOTL    27.757  0.000 | 
| CFFOTS    6.476  0.012 | 
| CFFOTA    10.148  0.002 | 
| CFFOEQ    0.743  0.390 | 
| CFFOS    0.046  0.831 | 
| CFFOI    1.391  0.240 | 
| IPPEPPE    0.655  0.420 | 
| IPPETU    1.454  0.230 | 
| CHWCTU    0.965  0.330 | 
| RPPETS    0.030  0.862 | 
| DITS  0.132  0.717 | 
| NTDEBTTS    1.202  0.275 | 
| Sedangkan    hasil  pengujian Manova  untuk    rasio  keuangan yang  berasal    laporan rugi | 
| laba dan neraca tampak pada tabel 2. Berdasarkan tabel   2 berikut ini, menunjukkan bahwa | 
| terdapat    perbedaan  rasio  CACL,    WCTA,  CATA,  NFATA,    STA,  NITA,  NIEQ,    TLTA, | 
| CASHCL  dan  CASHTA    untuk  perusahaan  pada    kelompok  1,  2    dan  3  pada    tingkat | 
| signifikansi 5%.    Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan   rasio | 
| keuangan    antara  perusahaan  yang    mengalami  kondisi  financial distress  baik    karena  laba | 
| bersih  negatif   selama 2  tahun berturut-turut ataupun   perusahaan yang laba dan nilai  buku | 
| ekuitas    negatif  selama  2    tahun  berturut-turut  dengan    perusahaan  yang  tidak    mengalami | 
| kondisi financial distress. | 
| Halaman 14 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| Tabel 2 | 
| Hasil Pengujian Manova Rasio Keuangan yang Berasal   dari Laporan Laba Rugi dan | 
| Neraca | 
| Variabel  F   Hitung  Signifikansi | 
| NIS  1.409  0.237 | 
| CACL    47.514  0.000 | 
| WCTA    113.565  0.000 | 
| CATA    52.626  0.000 | 
| NFATA    30.809  0.000 | 
| STA  5.515  0.020 | 
| SCA  0.113  0.737 | 
| SWC  0.636  0.426 | 
| NITA    71.929  0.000 | 
| NIEQ    16.142  0.000 | 
| TLTA    102.704  0.000 | 
| NPTL  1.679  0.197 | 
| EQTA  2.192  0.141 | 
| CASHCL    38.364  0.000 | 
| CASHTA    34.626  0.000 | 
| GROWTHS    0.017  0.897 | 
| GROWTHNITA    0.275  0.601 | 
| NPTA  0.006  0.938 | 
| Pengujian Hipotesis II | 
| Pengujian    hipotesis  II  dalam    penelitian  ini  dilakukan    dengan  3  model.    Pengujian  model | 
| pertama adalah menguji daya klasifikasi dan   signifikansi dari rasio keuangan yang berasal | 
| dari neraca dan laporan laba rugi. Pengujian model   kedua adalah menguji daya klasifikasi | 
| dan    signifikansi  dari  rasio    keuangan  yang  berasal    dari  laporan  arus  kas.    Sedangkan | 
| pengujian    model  ketiga  adalah    menguji  daya  klasifikasi    dan  signifikansi  dari    rasio | 
| keuangan yang berasal dari neraca, laporan laba rugi,   dan laporan arus kas. | 
| Model Pertama | 
| Hasil analisis model multinomial logit untuk model   pertama (rasio keuangan yang berasal | 
| dari laporan rugi laba dan neraca) adalah sebagai   berikut: untuk model rasio keuangan yang | 
| berasal dari laporan rugi laba dan neraca memiliki   angka –2LL pada model awal (intercept | 
| Halaman 15 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| only) sebesar 323.995 dan angka –2LL pada model final   sebesar 175.107. Karena hasil ini | 
| menunjukkan    adanya  penurunan,  sehingga    dapat  ditarik  kesimpulan    bahwa  model  yang | 
| menggunakan    rasio  keuangan  yang    berasal  dari  laporan    rugi  laba  dan    neraca  ini | 
| menunjukkan model multinomial logit yang lebih baik. | 
| Nilai    Nagelkerke  untuk  model    ini  sebesar  0,695    yang  berarti  variabilitas  variabel | 
| dependen    yang  dapat  dijelaskan    oleh  variabilitas  variabel    independen  sebesar  69,5%. | 
| Secara    keseluruhan  model  ini    memiliki  daya  klasifikasi    sebesar  79%.  Berdasarkan    nilai | 
| Nagelkarke    tersebut  dapat  dikatakan    bahwa  variabel  rasio    keuangan  yang  berasal    dari | 
| laporan    rugi  laba  dan    neraca | 
| dapat    digunakan  untuk  memprediksi    kondisi  financial | 
| distress perusahaan. | 
| Hasil pengujian regresi multinomial logit pada tabel 3   menunjukkan bahwa  : | 
| 1.    Variabel  yang  dapat    digunakan  untuk  mengklasifikasikan  kelompok    1  dengan | 
| kelompok  2,   dan  3 hanyalah variabel TLTA saja,   yaitu variabel yang secara statistis | 
| signifikan pada tingkat 5%.  Variabel TLTA mempunyai hubungan negatif   dan secara | 
| statistis    signifikan  dengan  probabilitas  perusahaan    pada  kelompok  2    dan  3  artinya | 
| semakin rendah rasio total liabilities terhadap total   asset (TLTA), maka akan semakin | 
| tinggi    probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. | 
| 2.    Sedangkan  variabel  yang    dapat  digunakan  untuk    mengklasifikasikan    kelompok  2 | 
| dengan kelompok 3 ternyata juga  hanya variabel TLTA, dimana merupakan   variabel | 
| yang    secara  statistis  signifikan    pada tingkat  5%. Variabel  ini    mempunyai  hubungan | 
| negatif dan secara statistis signifikan dengan   probabilitas perusahaan pada   kelompok | 
| 3  artinya  semakin    rendah  total  liabilities    terhadap  total  asset    (TLTA)  perusahaan | 
| maka akan semakin tinggi  probabilitas perusahaan diklasifikasikan   pada kelompok 3. | 
| Halaman 16 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| TABEL 3 | 
| HASIL PENGUJIAN REGRESI MULTINOMIAL LOGIT MODEL 1   (RASIO | 
| KEUANGAN YANG BERASAL DARI LAPORAN RUGI LABA DAN   NERACA) | 
| Kelompok 1  VS | 
| Kelompok 2 | 
| Kelompok 2 dan 3 | 
| VS   Kelompok 3 | 
| B  Sig.  B    Sig. | 
| Intercept    2.216  0.220  0.275    0.837 | 
| CACL    0.002647  0.791  0.003686    0.715 | 
| WCTA    -0.007086  0.722  -0.01119    0.496 | 
| CATA    0.04790  0.109  0.04505    0.105 | 
| NFATA    -0.008222  0.705  0.02657    0.102 | 
| STA    0.0006884  0.858  0.002674    0.463 | 
| NITA    0.05161  0.259  -0.01661    0.661 | 
| NIEQ    0.002803  0.509  0.0036740    0.358 | 
| TLTA    -0.06054  0.001*  -0.04657    0.003* | 
| CASHCL    -0.003006  0.926  -0.004044    0.913 | 
| CASHTA    0.09697  0.208  -0.07408    0.465 | 
| -2 Log Likelihood (Intercept Only)  323.995 | 
| -2 Log Likelihood (Final)  175.107 | 
| Nagelkerke    0.695 | 
| Model I (Rasio Keuangan yang Berasal dari | 
| Laporan Laba Rugi dan Neraca) | 
| Jumlah Observasi    % | 
| Daya Klasifikasi Kelompok 1  78    90.7% | 
| Daya Klasifikasi Kelompok 2  11    39.3% | 
| Daya Klasifikasi Kelompok 3  39    81.3% | 
| Total Daya Klasifikasi    128  79.0% | 
| *  Signifikan   pada tingkat 5% | 
| Analisis lebih lanjut berkaitan dengan daya   klasifikasi untuk kelompok 1,       kelompok | 
| 2, dan kelompok 3. Model multinomial logit dengan   variabel rasio keuangan yang berasal | 
| dari laporan rugi laba dan neraca memiliki daya   klasifikasi perusahaan: kelompok 1 sebesar | 
| 90.7%; kelompok 2 sebesar 39.3%; dan  kelompok 3 sebesar 81.3%. | 
| Model Kedua | 
| Hasil    analisis  model  multinomial logit  untuk    model  kedua  (rasio    keuangan yang  berasal | 
| dari laporan    arus  kas) adalah sebagai  berikut:    untuk  menilai keseluruhan  model    (overall | 
| model  fit) adalah   dengan membandingkan angka –2LL  pada   awal (intercept only) dengan | 
| Halaman 17 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| angka –2LL pada model    final. Apabila terjadi penurunan, maka    dapat  ditarik kesimpulan | 
| bahwa model    tersebut menunjukkan model multinomial logit yang baik. Untuk model   ini | 
| angka –2LL pada model awal (intercept only) sebesar   323.995 dan angka –2LL pada model | 
| final    sebesar  267.221  yang    menunjukkan  adanya  penurunan,    sehingga  dapat  ditarik | 
| kesimpulan bahwa model ini menunjukkan model   multinomial logit yang lebih baik. | 
| Nilai    Nagelkerke  untuk  model    ini  sebesar  0,342    yang  berarti  variabilitas  variabel | 
| dependen    yang  dapat  dijelaskan    oleh  variabilitas  variabel    independen  sebesar  34,2%. | 
| Secara    keseluruhan  model  ini    memiliki  daya  klasifikasi    sebesar  58%.  Berdasarkan    nilai | 
| Nagelkarke    tersebut  dapat  dikatakan    bahwa  variabel  rasio    keuangan  yang  berasal    dari | 
| laporan    arus  kas  dapat    digunakan  untuk  memprediksi    kondisi  financial  distress | 
| perusahaan. | 
| Hasil pengujian regresi multinomial logit pada tabel 4   menunjukkan bahwa  : | 
| 1.    Variabel  yang  dapat    digunakan  untuk  mengklasifikasikan  kelompok    1  dengan | 
| kelompok 2, dan 3 adalah variabel CFFOCL dan CFFOTA   yang merupakan variabel | 
| yang    secara  statistis  signifikan    pada  tingkat  5%.    Variabel  CFFOCL  mempunyai | 
| hubungan positif    dan  secara  statistis    signifikan dengan probabilitas  perusahaan  pada | 
| kelompok  2  dan    3  artinya  semakin    tinggi  free  cash    flow  terhadap  hutang    lancar | 
| perusahaan,    maka  semakin tinggi  pula    probabilitas  perusahaan   diklasifikasikan  pada | 
| kelompok  2 dan   3. Sedangkan  variabel CFFOTA mempunyai   hubungan negatif dan | 
| secara    statistis  signifikan  dengan    probabilitas  perusahaan  pada    kelompok  2  dan    3 | 
| artinya    semakin  rendah  rasio    free  cash  flow    terhadap  total  asset    perusahaan,  maka | 
| semakin tinggi pula probabilitas perusahaan   diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. | 
| Sedangkan    variabel  yang  dapat    digunakan  untuk  mengklasifikasikan  kelompok    2 | 
| dengan    kelompok  3  adalah    variabel  CFFOCL,  yang    merupakan  variabel  yang    secara | 
| statistis    pada  tingkat  5%.    Variabel  CFFOCL  mempunyai    hubungan  positif  dan    secara | 
| Halaman 18 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| statistis signifikan dengan probabilitas perusahaan   pada kelompok 3 artinya semakin tinggi | 
| free cash flow terhadap hutang  lancar perusahaan, maka  semakin    tinggi pula probabilitas | 
| perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3. kelompok   3 sebesar 60.4%. | 
| TABEL 4 | 
| HASIL PENGUJIAN REGRESI MULTINOMIAL LOGIT MODEL 2   (RASIO | 
| KEUANGAN YANG BERASAL DARI LAPORAN ARUS KAS) | 
| Kelompok 1  VS | 
| Kelompok 2 | 
| Kelompok 2 dan 3 | 
| VS   Kelompok 3 | 
| B  Sig.  B    Sig. | 
| Intercept    -0.108  0.698  -0.495    0.092 | 
| CFFOCL    0.04191  0.025*  0.04207    0.042* | 
| CFFOTL    0.03492  0.211  -0.01775    0.617 | 
| CFFOTS    -0.0002752  0.946  0.001365    0.778 | 
| CFFOTA    -0.09269  0.007*  -0.07943    0.770 | 
| -2 Log Likelihood (Intercept Only)  323.995 | 
| -2 Log Likelihood (Final)  267.221 | 
| Nagelkerke    0.342 | 
| Metoda Tidak Langsung | 
| Jumlah Observasi    % | 
| Daya Klasifikasi Kelompok 1  64    74.4% | 
| Daya Klasifikasi Kelompok 2  1    3.6% | 
| Daya Klasifikasi Kelompok 3  29    60.4% | 
| Total Daya Klasifikasi    94  58.0% | 
| *  Signifikan   pada tingkat 5% | 
| Analisis lebih lanjut berkaitan dengan daya   klasifikasi untuk kelompok 1,       kelompok | 
| 2, dan kelompok 3. Model multinomial logit dengan   variabel rasio keuangan yang berasal | 
| dari    laporan  arus  kas    memiliki  daya  klasifikasi    perusahaan:  kelompok 1  sebesar    74.4%; | 
| kelompok 2 sebesar 3.6%; dan  kelompok 3 sebesar 60.4%. | 
| Model Ketiga | 
| Hasil    analisis  model multinomial  logit    untuk  model ketiga  (rasio    keuangan yang  berasal | 
| dari laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas)   adalah sebagai berikut: untuk menilai | 
| keseluruhan    model  (overall  model fit)    adalah  dengan membandingkan  angka    –2LL  pada | 
| Halaman 19 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| awal    (intercept  only)  dengan    angka  –2LL  pada    model  final.  Apabila    terjadi  penurunan | 
| maka  dapat  ditarik    kesimpulan  bahwa  model    tersebut  menunjukkan  model    regresi  yang | 
| baik. Untuk model ini angka –2LL pada model awal   (intercept only) sebesar 1708.909 dan | 
| angka  –2LL  pada    model  final  sebesar    1071.620  yang  menunjukkan    adanya  penurunan, | 
| sehingga    dapat  ditarik  kesimpulan    bahwa  model  ketiga    ini  menunjukkan  model    regresi | 
| yang lebih baik. | 
| Nilai    Nagelkerke  untuk  model    metoda  langsung  ini    sebesar  0,729  yang    berarti | 
| variabilitas    variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel   independen | 
| sebesar    72.9%.  Hasil  pengujian    regresi  multinomial  logit    pada  Tabel  5    menunjukkan | 
| bahwa: | 
| 1.    Variabel  yang  dapat    digunakan  untuk  mengklasifikasikan  kelompok    1  dengan | 
| kelompok  2 dan   3 adalah variabel CFFOTL, CATA dan TLTA merupakan variabel | 
| yang    secara  statistis  signifikan    pada  tingkat  5%.    Sedangkan  variabel  CFFOTS | 
| merupakan variabel yang secara statistis signifikan   pada tingkat 10%. Variabel CATA | 
| mempunyai    hubungan  positif  dan    secara  statistis  signifikan    dengan  probabilitas | 
| perusahaan pada kelompok 2 dan 3 artinya semakin   tinggi rasio current asset to total | 
| asset,    maka  akan  semakin    tinggi  pula  probabilitas  perusahaan    diklasifikasikan  pada | 
| kelompok  2  dan 3.    Sedangkan  variabel  CFFOTL    dan TLTA  mempunyai hubungan | 
| negatif dan secara statistis signifikan dengan   probabilitas perusahaan pada kelompok 2 | 
| dan 3 artinya semakin rendah rasio  free cash flow terhadap total liabilities   dan total | 
| liabilities    terhadap  total  asset    perusahaan  maka  akan    semakin  tinggi  probabilitas | 
| perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. | 
| 2.    Variabel-variabel yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan   kelompok 2 dengan | 
| kelompok  3  adalah    variabel  CATA  dan    TLTA  merupakan  variabel    yang  secara | 
| statistis    signifikan  pada  tingkat    5%.  Sedangkan  variabel    CFFOCL,  CFFOTL  dan | 
| Halaman 20 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| NFATA    merupakan  variabel  yang    secara  statistis  signifikan    pada  tingkat  10%. | 
| Variabel    CFFOCL  dan  CATA    mempunyai  hubungan  positif    dan  secara  statistis | 
| signifikan    dengan  probabilitas  perusahaan    pada  kelompok  3    artinya  semakin  tinggi | 
| tinggi    rasio  ini,  maka    semakin  tinggi  pula    probabilitas  perusahaan  diklasifikasikan | 
| pada kelompok    3.. Sedangkan Variabel    CFFOTL  dan TLTA  mempunyai hubungan | 
| negatif dan secara statistis signifikan dengan   probabilitas perusahaan pada kelompok 3 | 
| artinya  semakin   tinggi free cash  flow terhadap  total hutang dan  semakin tinggi rasio | 
| total liabilities terhadap total asset perusahaan,   maka akan semakin tinggi  probabilitas | 
| perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3. | 
| Analisis lebih lanjut berkaitan dengan daya   klasifikasi untuk kelompok 1, kelompk 2, | 
| dan    kelompok  3.  Model      langsung  memiliki  daya    klasifikasi  perusahaan:  kelompok    1 | 
| sebesar 90,7%; kelompok 2 sebesar 42,9%; kelompok 3   sebesar 81,3%. Secara keseluruhan | 
| model metoda langsung memiliki daya klasifikasi   sebesar 79,6%. | 
| Berdasarkan    ketiga model diatas  menunjukkan   bahwa  model ketiga  memiliki tingkat | 
| daya klasifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan   model 1 dan 2 yaitu sebesar 79,6%. | 
| Hal  ini   mengindikasikan  bahwa  rasio keuangan  yang berasal dari  informasi laporan  laba | 
| rugi,    neraca,  dan  laporan    arus  kas  memiliki    daya  prediksi  yang    lebih  tinggi  apabila | 
| digunakan    secara  bersama-sama  untuk    memprediksi  kondisi  financial    distress.  Temuan | 
| lain  dalam  penelitian    ini  adalah  model    1  memiliki  daya    klasifikasi  yang  lebih    tinggi | 
| dibandingkan    model  2  yaitu    model  1  sebesar    79%  dan  model    2  sebesar  58%,    hal  ini | 
| mengindikasikan    bahwa  rasio  keuangan    yang  berasal  dari    laporan  laba  rugi    dan  neraca | 
| memiliki daya prediksi yang lebih tinggi dibandingkan   dengan rasio keuangan yang berasal | 
| dari informasi laporan arus kas. | 
| Penelitian    ini  juga  mendukung    penelitian  Luciana  dan    Meliza  (2003)  bahwa    rasio | 
| keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kinerja   perusahaan pasca IPO. Penelitian ini | 
| Halaman 21 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| juga    memberi  dukungan  terhadap    penelitian yang  dilakukan  oleh    Luciana  dan  Kristijadi | 
| (2003)  dan  Luciana    (2004)  bahwa  rasio    keuangan  dapat  digunakan    untuk  memprediksi | 
| kondisi financial distress suatu perusahaan. | 
| TABEL 5 | 
| HASIL PENGUJIAN REGRESI MULTINOMIAL LOGIT MODEL 3   (RASIO | 
| KEUANGAN YANG BERASAL DARI LAPORAN LABA RUGI, NERACA   DAN | 
| LAPORAN ARUS KAS) | 
| Kelompok 1  VS | 
| Kelompok 2 | 
| Kelompok 2 dan 3 | 
| VS   Kelompok 3 | 
| B  Sig.  B    Sig. | 
| Intercept    0.400  0.846  -0.446    0.787 | 
| CFFOCL    0.003384  0.189  0.05640    0.058** | 
| CFFOTL    -0.05284  0.028*  -0.08992    0.060** | 
| CFFOTS    0.01621  0.064**  0.006017    0.300 | 
| CFFOTA    -0.04991  0.363  -0.09320    0.567 | 
| CACL    0.001314  0.904  0.004074    0.712 | 
| WCTA    -0.01575  0.485  -0.02687    0.143 | 
| CATA    0.07760  0.027*  0.07045    0.035* | 
| NFATA    -0.004484  0.844  0.03093    0.084** | 
| STA    0.001980  0.638  0.002790    0.458 | 
| NITA    0.06336  0.183  -0.008214    0.852 | 
| NIEQ    0.002125  0.598  0.004776    0.316 | 
| TLTA    -0.06359  0.001*  -0.05716    0.003* | 
| CASHCL    0.006314  0.865  -0.01138    0.793 | 
| CASHTA    0.08808  0.259  -0.04039    0.705 | 
| -2 Log Likelihood (Intercept Only)  323.995 | 
| -2 Log Likelihood (Final)  162.859 | 
| Nagelkerke    0.729 | 
| Metoda Tidak Langsung | 
| Jumlah Observasi    % | 
| Daya Klasifikasi Kelompok 1  78    90.7% | 
| Daya Klasifikasi Kelompok 2  12    42.9% | 
| Daya Klasifikasi Kelompok 3  39    81.3% | 
| Total Daya Klasifikasi    129  79.6% | 
| *  Signifikan   pada tingkat 5% | 
| Halaman 22 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN | 
| Simpulan | 
| Penelitian  ini   berusaha  untuk  menguji    daya  klasifikasi  rasio keuangan  baik yang    berasal | 
| dari    laporan  laba  rugi,    neraca  ataupun  laporan    arus  kas  untuk    memprediksi  kondisi | 
| financial  distress  perusahaan    dengan  tehnik  analisis    Multinomial  Logit.  Kelompok | 
| perusahaan yang mengalami financial distress   dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu | 
| 1.  Perusahaan   yang menagalami laba bersih negatif selama 2 tahun berturut-turut, dan | 
| 2.  Perusahaan   yang mengalami laba bersih dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun | 
| berturut-turut. | 
| Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: | 
| 1.  Pada model   pertama yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang berasal dari | 
| laporan laba rugi dan neraca menunjukkan bahwa rasio   TLTA  dapat digunakan untuk | 
| memprediksi    kondisi  financial  distress    perusahaan.  Daya  klasifikasi    total  model  ini | 
| adalah sebesar    79.0%. | 
| 2.  Pada  model kedua    yaitu  model  yang    memasukkan  rasio  keuangan    yang berasal  dari | 
| laporan arus kas menunjukkan bahwa rasio CFFOTA dan   CFFOCL dapat digunakan | 
| untuk memprediksi kondisi financial distress   perusahaan. Daya klasifikasi total model | 
| ini adalah sebesar 58.0%. | 
| 3.  Pada  model ketiga  yaitu    model yang  memasukkan  rasio    keuangan  yang berasal  dari | 
| laporan    laba  rugi,  neraca    dan  laporan  arus    kas  menunjukkan  bahwa    rasio  CATA, | 
| TLTA,    NFATA,  CFFOCL,  CFFOTS    dan  CFFOTL  dapat    digunakan  untuk | 
| memprediksi    kondisi  financial  distress    perusahaan.  Daya  klasifikasi    total  model  ini | 
| adalah sebesar 79,6%. | 
| Halaman 23 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| Keterbatasan Penelitian dan Saran bagi Penelitian   Selanjutnya | 
| Adapun keterbatasan penelitian dan saran untuk   penelitian selanjutnya adalah: | 
| 1.    Penelitian  ini  hanya    menggunakan  periode  observasi    selama  2  tahun    dan  periode | 
| prediksi selama 2 tahun, sehingga untuk pengujian   model prediksi masih belum dapat | 
| menjelaskan secara sempurna rasio keuangan baik yang   berasal dari laporan laba rugi, | 
| neraca dan laporan arus kas untuk memprediksi kondisi   financial distress perusahaan. | 
| Untuk    penelitian  selanjutnya  dapat    memperpanjang  periode  prediksi    dan  periode | 
| observasi. | 
| 2.    Penelitian  ini  memproksikan  kondisi    financial  distress  dengan    2  ukuran  yaitu    nilai | 
| buku    ekuitas  dan  laba    operasi,  sehingga  untuk    penelitian  selanjutnya  dapat | 
| menggunakan ukuran lain untuk memproksikan kondisi   financial distress perusahaan. | 
| Halaman 24 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| REFERENSI: | 
| Altman,  E. I.   ,  dan R.  Haldeman. 1995.  "    Corporate Credit Scoring    Models: Approaches | 
| and  Test  for Successful  Implementation".  Journal    of Commercial Bank Lending | 
| 77: 10-22. | 
| ________ ,    G.  Marco dan  F.    Varetto. 1994. "Corporate Distress Diagnosis: Comparisons | 
| Using Linier Discriminant Analysis and Neural Network   (the Italian Experience)". | 
| Journal of Banking and Finance 18: 505-529. | 
| Asquith    P.,  R.  Gertner    dan  D.  Scharfstein.  1994.    "Anatomy  of  Financial    Distress:  An | 
| Examination of Junk-Bond Issuers". Quarterly   Journal of Economics 109: 1189- | 
| 1222. | 
| Brown,  D.  T.,    C.  M.  James    dan  R.  M.    Mooradian.  1992.  "The    Information  Content  of | 
| Distressed Restructurings Involving Public and Private   Debt Claims". Journal of | 
| Financial Economics 33: 92-118. | 
| Financial    Accounting  Standard  Boards.    1978.  “Objective  of    Financial  Reporting  by | 
| Business Enterprises”. Statement of Financial   Accounting Concepts No. 1. | 
| Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis.   Prentice Hall, Englewood Cliffs, New | 
| Jersey. | 
| Ghozali,    Imam.  2002.  Aplikasi    Analisis  Multivariate  dengan    Program  SPSS.  Badan | 
| Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. | 
| Gilson, S. C. 1989. "Management Turnover and   Financial Distress". Journal of Financial | 
| Economics 25: 241-262. | 
| Hill, N. T., S. E. Perry, dan S. Andes. 1996.   "Evaluating Firms in Financial Distress: An | 
| Event History Analysis". Journal of Applied   Business Research 12(3): 60-71. | 
| Hofer, C. W. 1980. "Turnaround Strategies".   Journal of Business Strategy 1: 19-31. | 
| John, K, L. H. D. Lang and Netter, 1992. "The   Voluntary Restructuring of Large Firms in | 
| Response to Performance Decline". Journal of   Finance 47: 891-917. | 
| Lau,  A.  H.    1987.  "A  Five    State  Financial  Distress    Prediction  Model".  Journal    of | 
| Accounting Research 25: 127-138. | 
| Luciana    Spica  Almilia.  2004.    “Analisis  Faktor-faktor  yang    Mempengaruhi  Kondisi | 
| Financial Distress Suatu Perusahaan yang Terdaftar di   Bursa Efek Jakarta.” Jurnal | 
| Riset Akuntansi Indonesia (JRAI). Vol 7. No.1. | 
| ______________    dan  Meliza  Silvy.    2003.  “Analisis  Faktor-Faktor  yang    Mempengaruhi | 
| Status    Perusahaan  Pasca  IPO    dengan  Analisis  Multinomial    Logit.”  Jurnal | 
| Ekonomi dan Bisnis Indonesia (JEBI). Volume 18. No. 4. | 
| Halaman 25 | 
 
| Jurnal Ekonomi dan Bisnis | 
| Vol. XII No. 1, Maret 2006 | 
| ISSN: 0854 - 9087 | 
| ______________    dan  Kristijadi.  2003.    “Analisis  Rasio  Keuangan    untuk  Memprediksi | 
| Kondisi Financial    Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek | 
| Jakarta.” Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia   (JAAI). Volume 7. No. 2. | 
| Machfoedz, M. 1994. “The Usefulness of Financial Ratio   in Indonesia”. Jurnal KELOLA. | 
| September: 94-110. | 
| Nur Fadjrih Asyik. 1999. “Tambahan Kandungan Informasi   Rasio Arus Kas”. Jurnal Riset | 
| Akuntansi Indonesia (JRAI). Vol 2. No. 2. | 
| Platt, H., dan M. B. Platt. 1990. “Development of a   Class of Stable Predictive Variables: | 
| The Case of Bankruptcy Predictions.” Jurnal of   Business Finance & Accounting. | 
| 17: 31-51. | 
| ________  .  1991.    "A  Linier  Programming    Approach  to  Bond    Portfolio  Selection". | 
| Economic and Financial Computing 1: 71-84. | 
| ________  ,  2000. "Leveraged  Buyout    Failure Risk:  Advice  for    Managers  and  Bankers". | 
| Journal of Corporate Renewal 13: 8, 10, 13. | 
| ________  ,  2002.    "Predicting  Financial  Distress".  Journal    of  Financial  Service | 
| Professionals, 56: 12-15. | 
| Whitaker, R. B. 1999. "The Early Stages of   Financial Distress". Journal of Economics and | 
| Finance, 23: 123-133. | 
| Yang,  A.  R.,    M.  B.  Platt    dan  H.  D.    Platt.  1999.  "Probabilistic  Neural    Networks  in | 
| Bankruptcy Prediction". Journal of Business   Research 44: 67-74 | 
| Halaman 26 | 
 
thanks yah....nih membantu aq dlm proses skripsi
BalasHapusbagus postingannya, tp saya sau nanya!
BalasHapusbuku referensi untuk rasio-rasio arus kas dapat dari mana ya??? saya cari dibuku2 manajemen keuangan ko g da rasio IPPE/PPE, IPPE/TU dsb...
tolong dibantu y