Kamis, 28 April 2011

IKHTISAR IAS 18

Tujuan IAS 18 :

Tujuan IAS 18 adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari jenis transaksi tertentu dan peristiwa.

Definisi kunci :

Pendapatan: arus masuk bruto dari manfaat ekonomi (kas, piutang, aset lainnya) yang timbul dari aktivitas operasi normal entitas (seperti penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti, dan dividen). [IAS 18.7] [IAS 18,7]

Pengukuran Pendapatan :

Pendapatan harus diukur pada nilai wajar dari penerimaan atau piutang. [IAS 18,9] Sebuah pertukaran untuk barang atau jasa yang sifatnya serupa dan nilai tidak dianggap sebagai transaksi yang menghasilkan pendapatan. Namun, bursa untuk item berbeda dianggap sebagai menghasilkan pendapatan. [IAS 18.12] [IAS 18.12]

Jika arus masuk kas dan setara kas ditangguhkan, nilai wajar piutang pertimbangan kurang dari jumlah nominal kas dan setara kas yang akan diterima, dan diskon adalah tepat. misalnya, jika penjual menyediakan kredit tanpa bunga kepada pembeli atau pengisian tingkat bawah-pasar bunga. Interest must be imputed based on market rates. Bunga harus diperhitungkan berdasarkan harga pasar. [IAS 18.11] [IAS 18.11]

Pengakuan Pendapatan :

Pengakuan, sebagaimana didefinisikan dalam Framework IASB, berarti menggabungkan item yang memenuhi definisi pendapatan (di atas) dalam laporan laba rugi ketika memenuhi kriteria sebagai berikut:

* besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item pendapatan akan mengalir ke entitas, dan
* jumlah pendapatan dapat diukur dengan keandalan

PSAK 18 memberikan panduan untuk mengenali kategori khusus berikut pendapatan:

Penjualan Barang :

Pendapatan yang timbul dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kriteria berikut telah dipenuhi: [IAS 18,14]

* penjual telah mengalihkan kepada pembeli risiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan
* penjual tidak lagi mengelola tingkat biasanya berhubungan dengan kepemilikan atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual
* jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
* besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada penjual, dan
* biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal

Pelayanan :

Untuk pendapatan yang timbul dari jasa, asalkan semua kriteria berikut ini terpenuhi, pendapatan harus diakui dengan mengacu pada tahap penyelesaian transaksi tersebut pada tanggal neraca (metode persentase-of-completion): [IAS 18,20]

* jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
* besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada penjual;
* tahap penyelesaian pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal, dan
* biaya yang timbul, atau yang akan terjadi, sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

Apabila memenuhi semua kriteria di atas tidak terpenuhi, pendapatan yang timbul dari jasa harus diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang diakui yang dapat diperoleh kembali (a "cost-recovery pendeatan". [IAS 18,26]

Bunga, Royalti, dan Dividen :

Untuk bunga, royalti dan dividen, dengan ketentuan bahwa besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada perusahaan dan jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal, pendapatan harus diakui sebagai berikut: [IAS 18,29-30]

* bunga: menggunakan metode bunga efektif sebagaimana diatur dalam IAS 39
* royalti: atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan
* dividen: bila hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan

Pengungkapan [IAS 18,35]:

* kebijakan akuntansi pengakuan pendapatan
* jumlah masing-masing jenis pendapatan berikut:
o penjualan barang
o jasa
o bunga
o royalti
o dividen
o dalam setiap kategori di atas, jumlah pendapatan dari pertukaran barang atau jasa

Pedoman Pelaksanaan :

Lampiran A untuk IAS 18 memberikan contoh ilustrasi tentang bagaimana prinsip-prinsip di atas berlaku untuk transaksi tertentu.

SUMBER :http://www.iasplus.com/standard/ias18.htm

Perbedaan ED PSAK 23 (revisi 2009) : PENDAPATAN dengan IAS 18 : Revenue

PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan, menggantikan PSAK 23 (1994): Pendapatan.

beberapa point perbedaan antara ED PSAK 23 (revisi 2009):Pendapatan dengan IAS 18: Revenue.

1. ED PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan tidak mengadopsi catatan kaki paragraf 20 (d) IAS 18 yang mengacu SIC 27: Evaluating the Substance of Transactions in the Legal Form of a Lease, karena SIC 27 belum diadopsi.

2. ED PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan tidak mengadopsi catatan kaki paragraf 20(d) IAS 18 yang mengacu SIC 31: Revenue-Barter Transactions Involving Advertising Services, karena SIC 31 belum diadopsi.

3. Tanggal efektif ED PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan berbeda dengan tanggal efektif IAS 18: Revenue.

4. ED PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan tidak mengadopsi paragraf 38 IAS 18 tentang amandemen biaya investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas atau entitas asosiasi dan IAS 27: Consolidated and Separate


sumber : ED PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan

Selasa, 26 April 2011

KURS VALUTA ASING

Setiap negara memiliki mata uang sendiri dan dalam perdagangan antarnegara pasti melibatkan mata uang masing-masing atau mata uang negara lain misalnya Dollar atau Euro. Untuk menilai harga dan nilai masing-masing mata uang maka dikenal exchange rate dan untuk itu di masing-masing pasar uang atau bank sentral masing-masing negara dikenal foreign exchange market. Untuk maksud itu, maka dikenal beberapa istilah exchange rate :

1.The Spot rate, yaitu rate yang digunakan untuk transaksi valuta asing pada hari itu dan dikirim paling lama dua hari kemudian.

2.The Forward rate, adalah rate yang digunakan untuk transaksi atau kontrak valuta asing di kemudian hari antara langganan dengan pedagang valuta, bank atau pihak lain sejumlah tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Transaksi forward ini dilakukan untuk maksud :
a.Transaksi hedging atau melindungi risiko perubahan kurs.
b.Spekulasi terhadap perubahan atau fluktuasi kurs.
c.Meng-hedge investasi di negara lain.
d.Meng-hedge komitmen atas valuta asing.

Transaksi Valuta Asing Menurut PSAK :

Standar akuntansi yang mengatur transaksi valuta asing dicantumkan dalam PSAK No.10 sedangkan translasi atau penjabaran valuta asing dalam laporan keuangan dicantumkan dalam PSAK No.11.Metode penjabarannya dibedakan antara perusahaan yang memiliki kegiatan usaha luar negri yang merupakan bagian integral dari perusahaan atau entitas asing.

1.Laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang merupakan bagian integral dari perusahaan dijabarkan sebagai berikut :
a.Biaya perolehan dan beban penyusutan aktiva tetap berwujud dijabarkan dengan kurs tanggal transaksi atau jika aktiva dinilai dengan nilai wajar menggunakan kurs pada tanggal penilaian.
b.Persediaan dijabarkan dengan menggunkan kurs pada saat biaya terjadi.
c.Jumlah yang recoverable amount atau yang dapat direalisasi dari suatu aktiva dijabarkan dengan mengginakan kurs yang berlaku pada saat penilaian.
d.Jika kurs yang sebenarnya tidak dapat diketahui maka sering kali digunakan kurs rata-rata selama periode tertentu (periode penjabaran).

2.Entitas asing
a.Aktiva dan kewajiban entitas asing baik moneter maupun non-moneter dijabarkan dengan kurs penutup (closing rate).
b.Pendapatan dan beban entitas asing dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
c.Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai “selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai pelepasan investasi netto yang bersangkutan.


Minggu, 10 April 2011

Apa itu REDENOMINASI . .

Redenominasi(Penyederhanaan Rupiah) adalah pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya.Pemotongan nol biasanya tiga buah di belakangnya.Contohnya: Uang Rp. 100.000,- dipotong menjadi Rp. 100,- maka harga beras Rp. 12.000,- menjadi Rp. 12,-.Dengan penyederhanaan itu maka hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang dan proses ini tidak merubah daya beli masyarakat.

BI mengatakan, redenominasi tidak sama dengan sanering atau pemotongan nilai mata uang. Sebab, dalam redenominasi meski tiga angka nol terakhir dihilangkan, tapi nilainya sama.

Pengertian Sanering berbeda dengan redenominasi, senering merupakan proses pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang tetapi halyang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang maka proses ini akan menurunkan daya beli masyarakat.

Dampak positif dan pengaruhnya bagi masyarakat pada proses redenominasi disebutkan tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama sedangkan pada sanering, menimbulkan kerugian karena daya beli turun drastis.

Tujuan redenominasi :
adalah menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakuan transaksi ini didsarkan pada fakta bahwa pecahan terbesar Indonesia Rp.100.000 ini teritung terbesar ke 2 di Asia.Tujuan redenominasi berikutnya kedepan indonesia memperoleh kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional sedengkan tujuan Sanering adalah mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi).

Pada redenominasi nilai uang terhadap barang tidak berubah jadi hanya cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja yang dirubah dan disesuaikan, ini berbeda dengan sanering dimana nilai uang terhadap barang berubah menjadi lebih kecil, karena pemotongan nilai barang.

Syarat redenominasi dapat dilakukan saat kondisi makro ekonomi stabil, Ekonomi tumbuh seerta inflasi terkendali. Sanering dilakukan pada saat terjadi inflasi sangat tinggi dan kondisi makro ekonomi tidak sehat. Proses implementasi Redenominasi disebutkan cukup panjang sampai 10 tahun dan harus dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap, tujuanya tidak menimbulkan gejolak di masyarakat

Redenominasi butuh waktu dan persiapan yang lama dan matang termasuk sosialisasinya dan harus betul-betul berdasarkan kebutuhan masyarakat dan ekonomi. Sehingga dapat dirasakan manfaatnya.

redenominasi intinya adalah penyederhanaan akunting dan sistem pembayaran saja tanpa menimbulkan dampak bagi ekonomi.Jadi diperlukan persepsi dan pemahaman masyarakat yang mendukung dimana didasarkan akan kebutuhan riil masyarakat.

Bank sentral merasa perlu melakukan redenominasi karena seperti kita ketahui uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dollar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.


sumber :
1. PENGERTIAN REDENOMINASI DAN DAMPAK POSITIF NEGATIFNYA - Peluang Usaha 2. Berita Lampung: Pengertian Redenominasi |Terkini
3. berita Lampung: Dampak Redenominasi Rupiah |Terkini

Kasus Translasi Mata Uang Asing Atau Valuta Asing

Di sini diperlukan cara mengukur pengaruh perubahan nilai valuta asing terhadap laporan keuangan neraca dan hasil usaha suatu perusahaan, terutama dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, accounting exposure akan selalu muncul pada saat penyusunan laporan keuangan jika diantara akun laporan keuangan bersangkutan terdapat akun atau pos-pos yang awal kejadiannya dinyatakan dalam valuta asing. Oleh karena itu, perlu dibedakan metode pencatatan yang antara lain :

a.Single rate method ( Metode Kurs Tunggal), menurut metode ini nilai dilaporkan menurut kurs tunggal yang berlaku pada tanggal neraca.
b.Multiple rate method ( metode kurs berganda),terdiri dari metode :
1. Current-non current method ( metode lancar-non lancar), menurut metode ini pos-pos valas dibagi dua yaitu :
• Akun lancar (current), dilaporkan menurut kurs yang berlaku saat ini (current rate).
• Akun non lancar (non current), dilaporkan menurut kurs historis.
• Akun laba rugi dijabarkan denagn kurs rata-rata (average rate), kecuali untuk penyusutan dan amortisasi dinilai dengan kurs historis (historis rate)

2.Monetary dan non monetary method, dalam metode ini akun-akun valuta asing perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
.Pos moneter, yaitu pos yang nilai aslinya tidak berubah dan dinilai dengan kurs saat ini.
• Pos non moneter, yaitu pos-pos yang nilai historisnya berubah-ubah tergantung harga pasar dan untuk itu dinilai dengan historical rate.

3.Temporal method, yang merupakan modifikasi dari monetary dan non monetary method. Dalam hal ini penentuan kurs didasarkan pada metode pemilihan yang digunakan apakah market value atau historical value.

4.Hybrid method, yaitu campuran dari beberapa metode di atas dengan syarat harus dilaksanakan dengan konsisten.


PSAK yang dikeluarkan IAI ( Ikatan Akuntan Indonesia ) memberikan pedoman sebagai berikut.
1.Selisih kurs akibat perubahan norma (gradual) diakui sebagai pendapatan biaya pada periode yang bersangkutan.
2.Selisih kurs akibat devaluasi :
a. Sehubungan dengan saldo kas dan bank dilaporkan pada perhitungan laba rugi tahun berjalan.
b. Hal yang berkaitan dengan pos moneter dalam valuta asing dapat dilaporkan langsung pada perhitungan rugi laba atau ditangguhkan. Amortisasi harus dilakukan secara sistematis jangka waktunya adalah sisa masa yang sesuai dengan perjanjian yang berlaku atau pada saat pelunasan, mana yang lebih dahulu.
Selisih dari SWAP atau kontrak pembelian devaluasi dilaporkan sama seperti yang diterapkan pada pelaporan selisih kurs pinjaman yang diproteksi.
c. Kebijakan akuntansi sehubungan dengan selisih kurs devaluasi harus diungkapkan secara jelas pada catatan atas iktisar keuangan. Jika dilakukan penangguhan atas selisih kurs devaluasi tersebut juga harus diungkapkan.

Sementara itu, Standar Akuntansi menurut FASB adalah sebagai berikut :
1.Semua aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs berlaku pada tangggal neraca.
2.Selisih kurs akibat translasi dalam mata uang asing harus diperhitungkan dalam penentuan rugi laba periode tertentu.
Tidak ada perbedaan antara yang normal dan devaluasi.


kasus translasi mata uang asing :

Laporan Super Express

Laporan Keuangan

31 Desember 2001

Nama akun

Rp

Historis rate $

Current rate $

CNC

MNM

Temporal

Kas

6400000

711

653

653

653

653

Piutang Usaha

4500000

500

459

459

459

459

Piutang Pendapatan Bunga Deposito

375000

42

38

38

38

38

Sediaan Bahan Pengepakan

4300000

477

438

438

477

438

Sediaan BHP Kantor

200000

22

20

20

22

22

Asuransi Dibayar di muka

100000

11

10

10

11

11

investasi-deposito berjangka

5000000

555

510

555

555

555

Sewa dibayar di muka

10800000

1200

1102

1102

1200

1200

perlengkapan kantor

9000000

1000

918

1000

1000

1000

Alat Pengangkutan

20000000

2222

2040

2222

2222

2222

dividen

1250000

138

127

138

138

138

TOTAL

61925000

6878

6315

6635

6775

6736

Utang usaha

2200000

244

224

224

224

224

Utang biaya bunga

400000

44

40

40

40

40

Utang gaji

2800000

311

285

285

285

285

Utang pajk penghasilan

1600000

178

163

163

163

163

Utang bank-jangka panjang

10000000

1111

1020

1111

1020

1111

Laba tahun ini

6400000

711

653

653

653

653

laba di tahan

4175000

464

426

426

464

464

depr. Akumulasi perlengkapan

1350000

150

137

150

150

150

depr. Akumulasi alat pengangkutan

8000000

888

816

888

888

888

modal saham

25000000

2777

2551

2695

2888

2758

TOTAL

61925000

6878

6315

6635

6775

6736

Keterangan :

Kurs 1=$9000 , kurs terdepresiasi =$9800

Analisis :

Dari laporan keuangan PT. SUPER EXPRESS terlihat bahwa adanya penurunan nilai sebesar $226, atau bisa dikatakan perusahaan mengalami rugi translasi sebesar $226 akibat adanya translasi. Bila dilihat dari metode Current-Non Current (CNC) maka perusahaan juga akan mengalami kerugian sebesar $82, tetapi apabila dilihat dengan menggunakan metode Moneter-Non Moneter (MNM) perusahaan mengalami keuntungan translasi sebesar $111, dan dengan menggunakan metode temporal perusahaan juga mengalami kerugian translasi sebesar $19. Tetapi kerugian metode temporal tidak sebesar kerugian translasi dengan menggunakan metode current-non current.

Kesimpulan :

Kesimpulannya bahwa setelah laporan keuangan perusahaan PT. SUPER EXPRESS melakukan translasi mata uang asing, maka terjadi penurunan atau kerugian translasi sebesar $226. Tetapi bila perusahaan menggunakan metode Moneter-Non Moneter (MNM) perusahaan mengalami keuntungan translasi sebesar $111.

Sumber : Buku Teori Akuntansi, disusun oleh Sofyan Syafry Harapan. Ed. Revisi ke 9.