Rabu, 11 Agustus 2010

wElComE tO bulan RamAdan

wah...gk kerasa nie bulan puasa sudah datang lagi..hari ini adalah hari pertama puasa, seneng deh
bisa nikmatin suasana di bulan ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan ini. semoga di bulan yang penuh berkah ini, bisa lebih dekat lagi dengan Allah (amin). ^_^

BABY LYRICS " JuStIn BieBer "

Oh woooah, oh woooooah, oh wooooah, oh.
You know you love me, I know you care,
you shout whenever and I’ll be there.
You are my love, you are my heart
and we will never ever ever be apart.
Are we an item? girl quit playing,
we’re just friends, what are you saying.
Said there’s another, look right in my eyes,
my first love broke my heart for the first time.
And I was like…

[Chorus]
Baby, baby, baby oooooh,
like baby, baby, baby noooooooo,
like baby, baby, baby, ooooh.
Thought you’d always be mine, mine (repeat)

[Justin Beiber]
Oh, for you I would have done whatever,
and I just can’t believe we aint together
and I wanna play it cool the thought of losing you
I buy you anything, I buy you any ring,
and now please say baby fix me and you shake me til’ you wake me from this bad dream.
I’m going down down down down
and I just can’t believe my first love won’t be around.
And I’m like…

[Chorus]

[Ludacris]
Luda, When I was 13 I had my first love,
there was nobody that compared to my baby
and nobody came between us, no-one could ever come above
She had me going crazy, oh I was star-struck,
she woke me up daily, don’t need no Starbucks.
lyrics courtesy of killerhiphop.com
She made my heart pound, I skip a beat when I see her in the street and
at school on the playground but I really wanna see her on the weekend.
She knows she got me dazing coz she was so amazing
and now my heart is breaking but I just keep on saying….

[Chorus]

Now I’m gone,
Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah, yeah,
yeah, yeah, yeah, yeah, yeah, yeah,
yeah, yeah, yeah, yeah, yeah, yeah,
now I’m all gone.
Gone, gone, gone, gone, I’m gone.
[End]

Selasa, 22 Juni 2010

Cerita...

ujian akhir semester udah selesai..mulai fokus nie ma PI, tapi banyak banget hambatannya, dari data-data belum dapat juga, sampe hal-hal yang bikin malas buat ngerjainnya.duh..pengen banget PI selesai,,temen-temen udah selesai PI,tinggal tunggu sidang aja..ya itu juga yang buat aku jadi semangat lagi buat ngerjain PI, dukungan teman-teman dekat yang selalu memotivasi Aku untuk cepat selesaikan PI.tidak hanya teman-teman, tapi keluarga juga,khususnya "papa"yang tidak henti-hentinya selalu memberi aku semangat dan memotivasi aku untuk menyelesaikan PI..(TUHAN..tolong lancarkan semuanya)..

yup, tapi aku yakin ini pasti akan selesai,yang pasti dengan hasil yang memuaskan.karna aku terus berusaha menyelesaikan PI,walau banyak banget hambatannya..btw,hari ini baru kasih surat lagi ke BRI, ya walaupun hari ini belum dapat datanya, tinggal tunggu besok untuk ngambil data-datanya..semangatt..semangat..!!!!

Rabu, 16 Juni 2010

Prediksi Badai Matahari 2012

Pasti kalian tahu dong sama film 2012 yang bikin heboh tentang ramalan akhir dunia atau kiamat 2012. Film yang penuh kontroversi ini tentunya banyak mengundang baik pro maupun kontra, dan juga banyak kalangan yang sangat mengecam film ini.

Ada lagi nie yang akan membuat saya dan mungkin sebagaian orang sedikit khawatir yaitu tentang adanya badai matahari atau disebut juga “Sun Strom”. Kita juga nggak bisa tahu benar atau nggak, tapi para ahli berpendapat akan terjadi gejala alam di 2012 nanti. Dan salah satu yang paling banyak mendapat sorotan adalah Badai Matahari.

Menurut yang saya baca, Badai Matahari atau CME (Corona Mass Ejection) merupakan salah satu peristiwa yang terjadi di matahari selain Prominance a.k.a Sunspot.Dan terjadi setiap 11 tahun sekali. Terakhir terjadi pada tahun 1990 dan 2001. Kalau bila dihitung 11 tahun dari 2001 jawabannya adalah 2012 bukan?.

Menurut para ahli, gejala ini tidak perlu di khawatirkan, karna badai matahari ini hanya berdampak pada astronomi dan kehidupan dibumi. Seperti, sinyal radio yang diterima dibumi sedikit terganggu dan menyebabkan jaringan komunikasi rusak, jelek atau nggak berfungsi, dll. So, kita nggak perlu khawatir, karna gejala ini tidak menyeramkan seperti yang saya dan mungkin kalian bayangkan.

Tapi ada juga Yang perlu di khawatirkan, bila ledakannya mengarah ke bumi. Nggak hanya satelit bumi (bulan) terganggu, namun bumi juga merasakan imbasnya. Karena nantinya, saat ledakan terjadi partikel berenergi tinggi yang ikut terlontar menyusup masuk kebumi mengikuti arah medan magnet bumi. Dan dari kutup utara menyebar memasuki atmosfer.

Ternyata insiden ini sebenarnya pernah terjadi pada siklus 22 di tahun 1989. Saat itu transformator(trafo) pembangkit listrik di Quebec, Kanada, terbakar sehingga pasokan listrik penduduk mati selama 9 jam. Hati-hati bagi kalian yang dekat atau memelihara hewan yang peka dengan frekuensi seperti Anjing atau Kelelawar. Dan juga tetap berhati-hati pada saat bepergian dengan pesawat terbang atau kapal laut. Karena pada saat badai matahari ini terjadi, navigasi manual akan terganggu sehingga tingkat nyasar akan lebih tinggi.

Tapi yang penting we must to do sekarang. Gak perlu diambil pusing dulu. We never know about tomorrow… ^_^

Jumat, 11 Juni 2010

UAS..Oh..UAS

Hari ini ujian akhir smester dimulai...udah siap2 nie buat ujian , dari kemarin udah belajar bareng ma temen-temen, dan juga belajar sampe malam, ujian hari ini bahasa inggris, smoga bisa ngerjain dengan lancar dan gk ada hambatan,,aminnnnn....

Jumat, 28 Mei 2010

Wah..Apple Geser Microsoft Sebagai Perusahaan TI Terbesar

Wah dominasi Microsoft sebagai perusahaan teknologi paling berharga di dunia telah berakhir. Karena Apple berhasil menumbangkannya dan kini menyandang gelar sebagai raksasa teknologi terbesar.

Menurut keterangan yang dikutip dari detikNET dari Wall Street Journal. Pada penutupan perdagangan saham di Wall Street kemarin, nilai perusahaan Apple mencapai US$223 miliar sementara Microsoft US$219 miliar. Ini adalah untuk pertama kalinya Apple berhasil melampaui Microsoft.

Hanya saja kalau dari segi pendapatan, Apple masih di bawah Microsoft, dengan perbandingan US$42,9 miliar untuk Apple dan Microsoft US$58,4 miliar. Sementara dalam tahun fiskal terakhir, laba bersih Apple sebesar US$5,7 miliar, sedangkan Microsoft US$14,6 miliar.

Peristiwa ini ibarat symbol yang memperlihatkan perbedaan arah dari kedua perusahaan besar untuk mampu memimpin. Dengan iPhone dan iPod, Apple memperlihatkan pertumbuhan yang terus meroket. Pada kuartal dua 2010, keuntungannya meningkat 49 persen dari tahun lalu.

Sementara itu Microsoft yang dikenal sebagai raksasa software telah mendominasi ranah komputer selama hampir dua dekade. Namun kemudian, konsumen tersihir oleh perangkat genggam Apple. Meski telah berusaha menyaingi Apple dengan menyebur ke arena perangkat mobile dan komputer tablet, nyatanya produk Microsoft tetap masih kalah pamor.

Sumber : detik.com (detikNET)

PUISI : ACEH-KU

5 Tahun lalu
Acehku luluh lantah
Laut menumpahkan airnya, acehku ternggelam!!
Bangunan dan gedung-gedung roboh
Rumah-rumah hancur
Ribuan pasang mata menangis
Jeritan histeris terdengar disana sini
Betapa banyak saudaraku yang tiada
Betapa banyak kawanku yang menjadi yatim piatu
Mengapa ini terjadi Ya Allah?
Apakah kami masih lalai dalam menjalankan perintah Mu
Mengapa Kau porak-porandakan Kota Serambi Mekah ini Ya Allah?
Apa yang membuat Engkau murka pada kami…
Kami hanya manusia biasa
Yang pasti pernah ciptakan dosa
Tapi dalam kegalauan ini, kami tetap bersyukur
Karna ini hanya sebagian kecil dari peringatan Mu Ya Allah
Aku dan Acehku berjanji..
Hingga Kau takkan pernah kami buat kecewa lagi…

RESEP KUE : Cheese Cupcake


Wah..Buat kalian yang suka banget sama keju, perlu banget nie mencoba resep kue ini, cake yang satu ini dijamin memuaskan selera. Teksturnya padat dengan rasa asin dan manis yang enak. Dan taburan keju di bagian atas membuat kue ini makin wangi saja!!




Bahan:
80 g mentega
120 g gula pasir
2 butir telur ayam
200 ml susu kental manis
100 g Cheddar Cheese, potong-potong
Ayak jadi satu:
250 g tepung terigu
2 sdt baking powder
¼ sdt garam
Taburan:
100 g Cheddar Cheese, parut

Cara membuat:
• Kocok mentega dan gula hingga lembut.
• Masukkan telur satu per satu sambil kocok terus hingga rata.
• Masukkan susu kental manis bergantian dengan terigu sambil aduk hingga rata.
• Tambahkan potongan keju cheddar. Aduk rata.
• Tuang ke dalam mangkuk-mangkuk kertas.
• Taburi keju Natural.
• Panggang dalam oven panas 180 C selama 30 menit hingga matang.
• Angkat, sajikan.

Selamat mencoba ^_^

AINUN HABIBIE WAFAT


Pertama saya melihat di televisi bahwa Ibu Ainun Habibie telah meninggal dunia, saya sangat kaget dan sedih sekali. Yang saya tahu bahwa beliau selain pernah menjadi Ibu Negara, beliau juga adalah orang yang sangat peduli terhadap orang kecil. Beliau meninggal di usia 73 tahun setelah menjalani perawatan di Rumah sakit Ludwig Maximilians-Universitat di Jerman selama 44 hari, akibat penyakit yang dideritanya.

Saya juga membaca di Koran tentang kesetiaan Bapak Habibie terhadap Ibu Ainun, malah di detik-detik terakhirnya pak Habibie dengan setia menemani Ibu Ainun hingga Ibu Ainun meninggal dunia. Pak habibie pernah berkata bahwa “Saya berjanji pada waktu itu kepada Ainun, tidak akan meninggalkan dirinya meskipun satu atap.Saya terus mendampingi dirinya sampai dia menghembuskan napas terakhirnya.”

Cinta kasih Pak Habibie terhadap Ibu Ainun adalah cinta kasih yang begitu tulus dan mulia sehingga semua orang bisa merasakannya maupun yang melihatnya. Ungkapan cinta Bapak Habibie kepada istrinya tercinta membuat saya terharu. Dan yang pasti menginspirasikan saya juga banyak orang untuk melihat ke dalam diri masing-masing.

Bapak BJ.Habibie dan Ibu Hasri Ainun bukan hanya kepandaian dan perilaku kalian yang patut saya banggakan, tapi kisah cinta kalian akan selalu saya kenang . Semoga Pak Habibie dan keluarga di anugerahi ketabahan dan yang menuju keharibaan Allah SWT mendapat ampunan darinya, dan memasukkannya ke dalam kelompok orang-orang yang dikasihinya..Amin.

Resep Minuman : Hot Chocolate


Cuaca di Jakarta yang sekarang ini sering sekali hujan membuat badan kita terasa dingin, Nah..saat udara dingin sajikan secangkir cokelat panas buat orang-orang yang tersayang. Mudah dibuat dan rasanya pun luar biasa nikmat. Dengan cara hirup cokelat perlahan selagi hangat dan nikmati hembusan aroma cokelat dan gula palem yang sangat harum, dan yang pasti membuat badan kita terasa hangat.

Berikut adalah caranya :

Bahan:
75 g dark cooking chocolate, cincang
250 ml susu segar
2 sdm gula palem
3 sdm gula pasir
1 sdm rhum, jika suka
Pelengkap:
Krim Segar

Cara membuatnya:
• Rebus cokelat, susu, dan gula hingga cokelat larut dan mendidih.
• Angkat, saring, tuang ke dalam cangkir.
• Tambahkan rhum, jika suka.
• Beri Pelengkapnya.
• Sajikan segera.

Selamat mencoba.. ^_^

Fenomena Beranak Dalam Kubur


Bisakah seorang perempuan yang telah meninggal dalam kondisi hamil melahirkan setelah dikuburkan? Wah…ternyata itu tak cuma cerita fiksi yang ada di dalam film Suzanna “ Beranak Dalam Kubur ” , karena fenomena itu memang benar-benar ada. Loh. Dalam istilah media, fenomena perempuan meninggal yang melahirkan anaknya di dalam peti mati atau makam disebut coffin birth.

Coffin birth adalah suatu istilah yang digunakan oleh seorang pemeriksa mayat (coroner) untuk proses kelahiran spontan yang terjadi pada seorang perempuan hamil yang sudah meninggal. Biasanya terjadi beberapa minggu atau bulan setelah si perempuan meninggal.

Wah..jadi jangan heran ya, jika ada kejadian ditemukan bayi di dalam kuburan perempuan yang terpisah dari ibunya. Bayi ini pun sudah dalam kondisi meninggal. Biasanya perempuan hamil yang meninggal, bayinya tidak dikeluarkan jika dinyatakan bayinya pun tidak lagi bernyawa.

Bagaimana proses perempuan mati yang melahirkan dalam kubur? Fenomena ini terjadi ketika gas yang secara alami terbentuk di dalam perut dan daerah panggul pada tubuh seseorang yang sudah membusuk. Gas ini yang akan memberikan tekanan yang cukup kuat untuk mendorong bayi yang dikandung agar bisa keluar melalui jalan lahir dari tubuh ibunya yang sudah meninggal.

Menurut Boyd Stephens, kepala pemeriksa medis di San Fransisco. Kondisi seperti ini bisa terjadi jika tubuh mayat tidak diawetkan dengan cara dibalsem. Tapi jika tubuh dibalsem dengan benar maka fenomena tersebut tidak akan mungkin terjadi.

Ternyata fenomena coffin birth ini pernah terjadi pada april 2003 di timur laut San Fransisco loh. Kepala medis di San Fransisco, California bersama dengan tim penyelidik menemukan fenomena ini. Tim penyelidik menyatakan bahwa coffin brith menjadi alasan yang paling mungkin dari ditemukannya tubuh seorang perempuan dewasa yang hamil dan membusuk dengan seorang bayi yang terdampar secara terpisah dari ibunya.

Istilah coffin birth pertama kali didefinisikan dalam bahasa jerman yaitu Sarggeburt. Fenomena kelahiran seperti ini sebenarnya telah terjadi sepanjang sejarah manusia sebelum adanya teknik pengawetan dengan cara pembalseman pada mayat.Namun sejak teknik pembalseman atau pengawetan lainnya semakin modern, maka fenomena semacam ini sudah sangat langka terjadi.karenanya semenjak awal abad ke-21, istilah kelahiran ini sudah sangat jarang muncul di masyarakat.

Namun di sisi lain, kelahiran pada ibu yang sudah meninggal masih mungkin terjadi ketika kematian akibat kecelakaan atau pembunuhan yang tidak mungkin prosedur pembalseman itu dilakukan. Para forensik menyatakan bahwa coffin birth atau terkadang disebut juga kelahiran postmortem bisa memakan waktu beberapa minggu atau bulan baru terjadi. Hal ini tergantung pada factor-faktor eksternal seperti suhu di luar tubuh atau dari dalam tubuh perempuan itu sendiri. Karena diperlukan gas yang cukup dari dalam tubuh akibat proses pembusukan.

Sumber : detikHealth.com

GOSIP BIKIN CEWEK-CEWEK SEHAT..

Yang namanya gosip, pasti selalu diawali dari cewek. Itu sebabnya cewek itu identik dengan cewek. Kegiatan saling tukar informasi hingga tukar pikiran antar sesama kaum cewek rupanya bukan sekedar membuang waktu luang yang kerap hadir dikalangan ini. Bertukar pikiran atau informasi dengan cara bergosip-gosip ria punya pengaruh buat kaum hawa loh… Penasaran ??

Fakta ini sepertinya serius. Karena Menurut para ahli nie, mengobrol, bergosip ternyata cukup baik bagi cewek. Hal ini dapat menghilangkan rasa penat, rasa cemas, bahkan stress bagi para cewek.

Peneliti asal Universitas Michigan, Amerika Serikat mengungkapkan kalo saat mengobrol, bergosip, bertukar pikiran dan informasi antar kaum cewek akan menghasilkan hormon progesterone. Hormon tersebut bisa bikin cewek merasa Happy, senang, bahagia dan yang pastinya sehat dong!! Hormon progesterone juga dapat menghilangkan rasa cemas dan stress loh.

Sumber :Detik.com
Ternyata Hormon ini juga dapat membantu mengurangi rasa sakit ketika melahirkan loh. Hmm..cukup mudah kan untuk menghasilkan hormon ini. Dengan Cukup membuat cewek senang dan bahagia. Dan bergosip ria adalah cara yang tepat!.. ^_^

SOFT DRINK BIKIN LEMAS OTOT ??


Kamu penggemar soft drink ? Kalo iya, sudah sepatutnya kamu harus waspada terhadap komposisi yang ada didalam takaran minuman bersoda. Konon kabarnya, dalam komposisi bahan yang ada di dalam soft drink bisa bikin tubuh nggak stabil loh. Bisa bikin tipis potassium dalam tubuh. Sehingga, dapat membuat otot-otot menjadi lemas. Bahaya fatalnya adalah kelumpuhan khususnya buat yang gemar mengkomsumsi minuman ringan bersoda lebih dari satu liter per/harinya.

Hal ini bukan isapan jempol atau mengada-ada. Dr.Moses Elisaf dari Universitas Ioannina, Yunani mengungkapkan bahwa banyak sekali orang yang mengonsumsi soft drink secara berlebihan. So far, yang di catatnya sudah ada enam kasus penipisan Potasium. Penyebabnya nggak lain akibat meminum soda mulai dari 2 sampai 9 liter sehari. Memang belum ada yang sampai terjadi kelumpuhan sih. Karena dari beberapa pasiennya cukup cepat tanggap. Banyak dari mereka yang dengan sigap menghentikan kebiasaan mengonsumsi soft drink secara over. Sehingga bisa pulih dengan segera.

Kata sang Dokter, kalo memang ada kasus semacam ini, kuncinya hanya meminum suplemen potassium untuk menstabilkan kondisi otot yang hilang. Maklum aja, Ion potassium merupakan bagian dari mineral. Sementara potassium terdapat dalam jaringan dan sel dalam tubuh. Meminum cairan yang menambah Ion tubuh salah satu alternatifnya.

Berhubung banyaknya orang yang nggak tahu komposisi dalam soft drink, banyak dokter yang mengharapkan pada produsen minuman memberikan edukasi pada konsumennya. Ya setidaknya seperti iklan rokok yang terdapat info tentang akibat bahaya merokok. So, udah seharusnya para produsen yang beriklan harus mempromosikan aturan main dalam mengonsumsi minuman dalam batas normal. Ya tujuannya agar konsumen dapat mengurangi kebiasaan meminum soft drink berlebihan. Minimal tahu aturan agar dapat menjaga kesehatannya. Setujuuuu… ^_^

Sumber : Kompas.com

Detik-Detik Menjelang Piala Dunia 2010

Wah…detik-detik menjelang piala dunia rasanya sudah semakin terasa dan panas sekarang ini. Karena sebentar lagi piala dunia akan dimulai pada tanggal 11 Juni 2010. Ya walau saya tidak tahu banyak tentang bola, tapi saya juga menunggu kemeriahan dan perayaan piala dunia 2010 ini.

Bagi kalian yang suka banget sama bola atau bisa di bilang “gila bola” , pasti bulan Juni mungkin adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh para maniak bola se’antero jagat raya. Karena Piala Dunia Sepak Bola 2010 yang diadakan di Afrika Selatan agar digelar pada bulan itu. Wah..yang pasti kalian sudah punya jagoannya masing-masing kan ?..

Piala Dunia sepakbola merupakan piala paling diimpikan oleh penggemar olahraga terpopuler di dunia ini dan akan menjadi taruhan di Afrika Selatan 2010. Piala Dunia merupakan pesta empat tahun sekali yang selalu diwarnai dengan berbagai atraksi pendukung negara peserta, pastinya pendukung Brasil adalah salah satu yang paling meriah.hehe..

Rabu, 26 Mei 2010

Lirik lagu Knaan Wavin Flag (OST FIFA World Cup 2010)


Sebentar lagi Piala Dunia Afrika Selatan 2010 tinggal menghitung hari.
Menyimak pertandingan super seru sejak babak penyisihan grup hingga partai final, kurang afdol tanpa didampingi lagu yang memeriahkan Piala Dunia Afrika Selatan 2010.

When i get older, they’ll call me freedom
Just like a Waving Flag.

[Chorus]
When I get older, I will be stronger,
They’ll call me freedom, just like a Waving Flag,
And then it goes back, and then it goes back,
And then it goes back

Born to a throne, stronger than Rome
but Violent prone, poor people zone,
But it’s my home, all I have known,
Where I got grown, streets we would roam.
But out of the darkness, I came the farthest,
Among the hardest survival.
Learn from these streets, it can be bleak,
Except no defeat, surrender retreat,

So we struggling, fighting to eat and
We wondering when we’ll be free,
So we patiently wait, for that fateful day,
It’s not far away, so for now we say

[Chorus]

So many wars, settling scores,
Bringing us promises, leaving us poor,
I heard them say, love is the way,
Love is the answer, that’s what they say,
But look how they treat us, Make us believers,
We fight their battles, then they deceive us,
Try to control us, they couldn’t hold us,
Cause we just move forward like Buffalo Soldiers.

But we struggling, fighting to eat,
And we wondering, when we’ll be free
So we patiently wait, for that faithful day,
It’s not far away, but for now we say,

[Chorus] 2x

(Ohhhh Ohhhh Ohhhhh Ohhhh)
And everybody will be singing it
(Ohhhh Ohhhh Ohhhhh Ohhhh)
And you and I will be singing it
(Ohhhh Ohhhh Ohhhhh Ohhhh)
And we all will be singing it
(Ohhh Ohh Ohh Ohh)

[Chorus] 2x

When I get older, when I get older
I will be stronger, just like a Waving Flag,
Just like a Waving Flag, just like a Waving flag
Flag, flag, Just like a Waving Flag

Bagaimana Tentang Auditor Eksternal's View?

Sumber : http://accounting-financial-tax.com/2010/01/the-roles-of-internal-audit/


Baik dan internal auditor eksternal berpendapat
bahwa mereka tidak harus bertanggung jawab untuk mendeteksi penipuan. Mereka merasa bahwa manajemen memiliki keunggulan komparatif di sini.
Meskipun perbedaan pendapat, pertanyaan penipuan menjadi signifikan di tahun 1980-an. Penipuan yang menarik perhatian luas berkaitan dengan tabungan dan asosiasi pinjaman, bank komersial, industri pertahanan, serta kegiatan insider trading. Dalam pandangan publik, penipuan ini begitu mencolok sehingga sulit untuk memahami bagaimana auditor bisa menjauhkan diri dari mereka.

Dengan demikian, auditor telah disesuaikan pandangan tentang penipuan. Namun, jika mereka benar-benar fokus pada penipuan, auditor akan kehilangan nilai mereka dan kredibilitas. Namun demikian, mereka adalah warga ahli yang dapat membantu para manajer memahami bagaimana penipuan terjadi. Sebagai kesadaran akan organisasi, auditor adalah peneliti terbaik penipuan. Kesalahan terbesar adalah memiliki manajer yang bertanggung jawab untuk daerah di mana terjadi penipuan, mengawasi penyelidikan. Dari pembelaan hukum, serta pesan perusahaan, masalah kemerdekaan datang ke dalam bermain.

Pembahasan berikut ini memberikan kasus hipotetis:

Nomor satu pedagang jagoan yang telah membuat jutaan untuk perusahaan adalah memiliki bulan yang buruk. Dia curang menyesuaikan posisi untuk menyembunyikan fakta bahwa ia mengalami kerugian dalam bulan tersebut bahwa komite kompensasi adalah pengaturan bonus. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan hasilnya dilaporkan bulan depan sehingga perusahaan tidak keluar uang dan kompensasi itu tidak berdampak buruk. Jika manajer mengkaji fakta-fakta dan menyadari betapa sulitnya untuk menggantikan pedagang, ia dapat melihat dengan cara lain.

Apa Peran Audit Internal ?

Sumber : http://accounting-financial-tax.com/2010/01/the-roles-of-internal-audit/


Apa peran Audit internal? Peran dasar sejarah audit internal telah menguji secara sementara operasi pengendalian internal dalam organisasi bisnis untuk melihat bahwa mereka beroperasi secara efektif dan efisien. Auditor eksternal juga prihatin dengan efektivitas pengendalian internal karena merupakan dasar utama yang mereka audit strategi dasar mereka, yaitu, sifat, waktu dan luasnya audit substantif tes mereka. Apa kontrol internal? Pada dasarnya mereka adalah sistem checks and balances untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur manajemen sedang dilaksanakan secara efektif, apakah keuangan transaksi yang dilaporkan dengan benar, dan apakah aset organisasi sedang dilindungi. Internal kontrol pada seluruh entitas yang terdiri dari nada "di bagian atas," sistem akuntansi, risiko evaluasi dan monitoring oleh manajemen.

Audit Prosedur Untuk Transaksi Pihak Terkait

NAMA : LINA SEPTIAWATI
KELAS : 3EB06
NPM : 20207659
TUGAS : TRANSLET JURNAL BHS. INGGRIS
SUMBER : http://accounting-financial-tax.com/2010/02/audit-procedures-for-related-party-transactions/


Perhatian khusus untuk pihak terkait memiliki sejarah panjang dalam audit. Dari auditor'perspektif, pihak terkait memiliki dua transaksi yang berbeda, tetapi tidak saling eksklusif, aspek-aspek: pengungkapan yang memadai dan deteksi penipuan. Beberapa pihak terkait mungkin transaksi akibat langsung dari hubungan. Tanpa hubungan itu, transaksi tersebut tidak mungkin terjadi pada semua atau mungkin memiliki istilah yang berbeda secara substansial. Jadi, pengungkapan sifat dan jumlah transaksi dengan pihak terkait diperlukan untuk pemahaman yang tepat atas keuangan laporan. pengungkapan yang tidak memadai dari transaksi pihak terkait dapat menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan, dan auditor harus peduli dengan mengidentifikasi transaksi tersebut di audit dan mengevaluasi kecukupan pengungkapan dari mereka.

Apa prosedur audit untuk Transaksi pihak terkait? Bagaimana Mengidentifikasi keberadaan pihak terkait? Posting ini menjelaskan prosedur untuk transaksi pihak terkait, diadaptasi dari SAS 45 [terutama] dan PSAK. Nikmati!

Contoh-Pihak Terkait Transaksi

Sebelum prosedur, Mari kita lihat pada dua transaksi berikut pihak terkait:

Contoh: Pihak Terkait Transaksi-1

Sebuah Direktur Perusahaan adalah kepala di dua perusahaan yang distributor dari produk Perusahaan. Total penjualan perusahaan-perusahaan terkait agregat $ 86.000 pada tahun 2010 dan $ 91.000 di tahun 2009. Pada tanggal 31 Agustus 2010, perusahaan ini berutang perusahaan $ 35.983, yang $ 25,525 itu utang luar Perusahaan normal kredit istilah.

Contoh: Pihak Terkait Transaksi-2

Perusahaan menempati lokasi yang disewa dari dua pemegang saham-perwira yang $ 74.000 telah dibayarkan pada tahun 2010 dan $ 27.000 telah dilunasi pada tahun 2009. Perjanjian sewa guna usaha panggilan untuk pembayaran di masa mendatang minimal $ 86.000 pada tahun 2011, $ 94.000 pada tahun 2012, $ 101.000 pada tahun 2013 dan $ 114.000 pada tahun 2014. Perusahaan dipinjamkan $ 102.000 untuk pemegang saham ini petugas-untuk menyediakan uang muka untuk pembelian properti mereka di tahun 2008. Pinjaman ini telah dilunasi pada tahun 2009.

Dengan kedua contoh, sekarang Anda harus bisa melihat lebih jelas apa-pihak terkait transaksi.

Sumber Prosedur

Secara umum, auditor harus peduli, namun, dengan kemungkinan bahwa hubungan yang tidak diungkapkan dengan pihak ke transaksi material telah digunakan untuk membuat transaksi. Artinya, transaksi dapat palsu atau tanpa substansi. SAS 45 jelas mengakui kemungkinan bahwa hubungan istimewa dapat menjadi alat untuk penipuan oleh manajemen. SAS 6 dikeluarkan terutama dalam menanggapi beberapa kasus penipuan di mana keterlibatan manajemen dalam transaksi material dikaburkan baik oleh pengungkapan yang tidak memadai atau penyembunyian langsung. SAS lebih berorientasi dari pengungkapan penipuan berorientasi Namun, karena penipuan adalah pengecualian dan bukan norma. Namun demikian, auditor harus menyadari kemungkinan penipuan. SAS diamati karena ketiadaan bukti yang bertentangan, transaksi dengan pihak terkait tidak boleh diasumsikan berada di luar kegiatan usaha normal.

auditor harus melihat transaksi pihak terkait dalam rangka pernyataan yang ada, menempatkan penekanan utama pada kecukupan pengungkapan. Selain itu, auditor harus menyadari bahwa substansi transaksi tertentu dapat secara signifikan berbeda dari bentuknya. Ketika dikeluarkan, SAS 6 memberikan panduan mengenai pengungkapan transaksi pihak terkait karena akuntansi sastra tidak berisi panduan tersebut. PSAK 57 dasarnya ditransfer bahwa bimbingan ke literatur akuntansi otoritatif. Saat itu, oleh karena itu, tidak lagi diperlukan atau tepat untuk audit standar untuk mengandung standar akuntansi 45. SAS referensi dieliminasi untuk pertimbangan akuntansi dan persyaratan pengungkapan yang ada di SAS 6.

Contoh: Perhatian Memanggil Ayat Laporan Auditor Untuk Keberadaan Istimewa

Jika auditor memutuskan untuk menarik perhatian pengguna untuk transaksi pihak terkait, Namun, dia mungkin termasuk paragraf penjelasan dalam laporan terpisah. Berikut ini adalah sebuah paragraf terpisah dari laporan auditor pada audit laporan keuangan gabungan dari pembiayaan sewa guna usaha dan anak perusahaan:

"Para anak perusahaan pembiayaan sewa guna usaha dan melakukan transaksi signifikan dengan ABC Inc seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2 dari catatan atas laporan keuangan gabungan".


Prosedur dasar untuk Audit Pihak Terkait Transaksi

Suatu audit tidak bisa diharapkan untuk memberikan jaminan bahwa semua pihak transaksi terkait akan ditemukan. Namun demikian, auditor harus menyadari:

• Kemungkinan bahwa transaksi pihak terkait-materi ada yang dapat mempengaruhi laporan keuangan.
• kepemilikan umum atau hubungan kontrol manajemen yang diperlukan oleh PSAK 57 untuk diungkapkan meskipun tidak ada transaksi. Dalam menentukan ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan, auditor harus memperoleh pemahaman tentang tanggung jawab manajemen dan hubungan dari masing-masing komponen entitas terhadap entitas total. auditor harus mempertimbangkan kontrol atas manajemen kegiatan dan tujuan bisnis yang dilayani oleh berbagai komponen.

Catatan: Bisnis struktur dan gaya operasi kadang-kadang sengaja dirancang untuk mengaburkan transaksi pihak terkait.

auditor harus menyadari bahwa transaksi berikut ini mungkin mengindikasikan pihak terkait:

• Transaksi untuk meminjam atau meminjamkan tanpa bunga atau tingkat signifikan berbeda dari harga pasar.
• Penjualan real estat dengan harga yang signifikan berbeda dari nilai yang dinilai.
• Sebuah pertukaran non-moneter properti untuk properti yang sama.
• Pinjaman yang dilakukan tanpa persyaratan dijadwalkan untuk waktu atau metode pembayaran.

Berikut ini adalah faktor yang auditor harus menyadari bahwa mungkin memotivasi transaksi dengan pihak terkait:

• Apakah ada kekurangan modal kerja yang cukup atau kredit untuk melanjutkan bisnis?
• Apakah manajemen memiliki keinginan yang mendesak untuk data pendapatan terus menguntungkan untuk mendukung harga saham entitas?
• Apakah ramalan laba terlalu optimis?
• Apakah entitas bergantung pada satu atau beberapa produk, pelanggan, atau transaksi untuk kesuksesan?
• Apakah entitas dalam industri menurun dengan banyak kegagalan bisnis?
• Apakah entitas tersebut memiliki kelebihan kapasitas?
• Apakah entitas yang terlibat dalam litigasi yang signifikan, khususnya antara pemegang saham dan manajemen?
• Apakah ada bahaya besar usang karena badan berada dalam industri teknologi tinggi? \

Catatan: Ini adalah penipuan tanda-tanda peringatan "" atau faktor risiko. Kehadiran satu atau lebih faktor tidak bukti penipuan, tetapi auditor harus menaikkan atau dia kesadaran tentang kemungkinan penipuan. Jika risiko yang tinggi, auditor dapat meningkatkan cakupan tes substantif dirancang untuk mengidentifikasi hubungan yang dirahasiakan atau menggunakan beberapa prosedur diperluas disebutkan dalam SAS 45.

Pendekatan Dasar

Untuk mengidentifikasi pihak terkait transaksi material auditor harus:


• Mengidentifikasi pihak hubungan istimewa (melalui penyelidikan dan peninjauan informasi yang relevan untuk menentukan identitas dari pihak terkait sehingga transaksi material dengan pihak terkait diketahui dapat diperiksa). [Catatan: Menurut SAS 45, auditor harus menempatkan penekanan pada pengujian bahan diidentifikasi pihak terkait] transaksi.
• transaksi yang material Identifikasi (mempertimbangkan apakah ada indikasi dari hubungan sebelumnya tidak diungkapkan untuk transaksi material).
• Periksa transaksi diidentifikasi pihak terkait materi.

Catatan: Dalam SAS 45, prosedur pada dasarnya dikelompokkan dalam kategori sebelumnya. Dalam diskusi berikut, sebuah kelompok yang berbeda digunakan untuk menekankan perbedaan antara prosedur khusus untuk pihak terkait dan prosedur umum.

Prosedur Khusus

SAS 45 mencakup beberapa prosedur yang dilakukan semata-mata untuk tujuan mengidentifikasi pihak terkait atau pihak yang terkait transaksi:

[1]. Meminta petunjuk manajemen
• Nama dari semua pihak terkait.
• Apakah ada transaksi dengan pihak selama periode berjalan.
• Apakah entitas memiliki prosedur untuk mengidentifikasi dan benar akuntansi untuk transaksi-pihak terkait. Jika demikian, mengevaluasi prosedur.
[Catatan: Ini adalah tercakup dalam surat representasi manajemen. Hal ini membantu untuk memberikan manajemen definisi teknis dari pihak terkait pada saat penyelidikan awal dan dalam] surat.

[2]. Dapatkan nama semua pensiun dan kepercayaan lain yang dibentuk untuk kepentingan karyawan dan nama-nama pejabat dan pengurus dari trust.

[3]. Review entitas daftar pemegang saham dipegang dan mengidentifikasi pemegang saham utama.

[4]. Menyediakan staf audit dengan nama-nama pihak terkait diketahui sehingga mereka dapat mengidentifikasi transaksi dengan pihak-pihak tersebut.

[5]. Untuk indikasi hubungan yang tidak diungkapkan, meninjau sifat dan tingkat usaha dilakukan dengan besar:
• Pelanggan;
• Pemasok;
• Peminjam; dan atau
• Lender;

[6]. Mempertimbangkan apakah transaksi yang terjadi tapi tidak diberikan pengakuan akuntansi, seperti klien menerima atau memberikan akuntansi, manajemen, atau layanan tanpa biaya, atau pemegang saham utama menyerap biaya perusahaan.

Prosedur Umum

Prosedur dalam SAS 45 untuk mengidentifikasi pihak terkait dan untuk mengidentifikasi transaksi dengan pihak terkait termasuk beberapa prosedur yang biasanya dilakukan dalam audit. Ini adalah prosedur normal dilakukan untuk beberapa tujuan yang mungkin juga mengidentifikasi pihak terkait.


Prosedur Umum dan Relevansi Its Hubungan Istimewa

• tahun audit 'dokumentasi sebelum Review. Relevansi kepada pihak terkait: Identifikasi nama pihak terkait diketahui.
• Review menit rapat dewan direksi dan eksekutif atau komite operasi. Relevansi kepada pihak terkait: Memperoleh informasi tentang transaksi material yang berwenang atau dibahas.
• konfirmasi Tinjauan kompensasi pengaturan keseimbangan. Relevansi kepada pihak terkait: Identifikasi apakah saldo atau tetap dipertahankan untuk atau oleh pihak terkait.
• Review faktur dari firma hukum untuk layanan reguler atau khusus. Relevansi kepada pihak terkait: Mengidentifikasi indikasi pihak terkait atau transaksi dengan pihak terkait.
• konfirmasi Review pinjaman piutang dan hutang. Relevansi kepada pihak terkait: Identifikasi apakah ada jaminan dan sifat hubungan dengan penjamin.
• transaksi yang material investasi Review. Relevansi kepada pihak terkait: Tentukan apakah investasi dibuat pihak terkait.
• Review catatan akuntansi untuk besar, tidak biasa, atau transaksi atau saldo tidak berulang, terutama pada atau dekat akhir periode pelaporan. Relevansi kepada pihak terkait: Pertimbangkan apakah transaksi dengan pihak terkait.
• Bertanya pendahulunya, pokok, atau auditor entitas lainnya yang terkait (penyelidikan ini harus dilakukan pada tahap awal audit). Relevansi kepada pihak terkait: Mendapatkan pengetahuan mereka dengan pihak terkait atau pihak yang terkait transaksi.


Prosedur untuk Perusahaan Publik

Beberapa prosedur dalam SAS 45 hanya relevan bagi perusahaan publik:

• Review publikasi dengan SEC dan badan pengatur lainnya untuk nama-nama pihak terkait dan untuk bisnis lainnya di mana pejabat dan direksi menempati posisi direktur atau manajemen lainnya.
• Review proxy dan materi lainnya yang disampaikan ke SEC dan data mengajukan sebanding dengan lembaga-lembaga yang berwenang lainnya untuk informasi mengenai transaksi yang material dengan pihak terkait.
• Review "konflik-dari-bunga" laporan yang diperoleh entitas dari manajemen.

Prosedur Transaksi Identified

Setelah transaksi pihak terkait diidentifikasi, auditor harus mendaftar tes substantif untuk transaksi tersebut. Permintaan manajemen tidak cukup. Menurut AU 334,09, prosedur yang harus diperhatikan adalah:

• Perolehan pemahaman tentang tujuan bisnis transaksi's CATATAN [: Sampai auditor memahami arti transaksi bisnis, ia tidak dapat menyelesaikan] audit.
• Meneliti faktur, dieksekusi salinan perjanjian, kontrak, dan dokumen terkait lainnya, seperti menerima laporan dan pengiriman dokumen.
• Menentukan apakah transaksi tersebut telah disetujui oleh dewan direksi atau pejabat lain yang sesuai.
• Pengujian untuk kewajaran penyusunan jumlah yang harus diungkapkan atau dipertimbangkan untuk pengungkapan.
• Memeriksa atau konfirmasi dan mendapatkan jaminan kepuasan yang dapat ditransfer dan dinilai tepat.
• Untuk rekening antar-perusahaan saldo (a) Mengatur untuk pemeriksaan pada tanggal bersamaan, bahkan jika tahun fiskal berbeda (b) Mengatur untuk pemeriksaan yang ditetapkan, penting, dan perwakilan transaksi dengan pihak yang terkait oleh auditor untuk masing-masing pihak dengan pertukaran informasi yang relevan .

Catatan: Sebuah-lain hubungan auditor auditor utama mungkin ada dan komponen tidak diaudit oleh auditor utama mungkin telah melakukan transaksi-pihak terkait yang kompleks atau biasa. Dalam keadaan ini, auditor utama harus meminta akses ke auditor audit dokumentasi lain tentang hal ini.

Prosedur diperluas

Jika auditor menyimpulkan bahwa perlu untuk sepenuhnya memahami transaksi pihak terkait, ia harus mempertimbangkan prosedur berikut ini yang mungkin tidak perlu dinyatakan:
• Konfirmasi jumlah dan persyaratan transaksi, termasuk jaminan dan data penting lainnya, dengan pihak lain.
• Memeriksa bukti menjadi milik pihak lain.
• Konfirmasi atau mendiskusikan informasi yang signifikan dengan perantara (bank, penjamin, agen, atau pengacara).
• Jika ada alasan untuk percaya bahwa bahan transaksi dengan pelanggan asing, pemasok, atau orang lain kurangnya substansi, lihat publikasi keuangan, jurnal perdagangan, lembaga kredit, dan sumber informasi lainnya.
• Memperoleh informasi tentang kemampuan keuangan pihak lain untuk bahan saldo tertagih, jaminan, atau kewajiban lainnya.


Representasi Kesetaraan

Tidak mewakili perlu dibuat dalam laporan keuangan yang terkait pihak transaksi dilakukan pada hal setara dengan orang-orang yang berlaku dalam transaksi ketentuan pasar yang wajar-panjang. Jika pernyataan dibuat bahwa negara atau menyiratkan bahwa, PSAK 57 mensyaratkan bahwa entitas harus mampu untuk mendukung mereka. Dengan demikian, auditor harus mempertimbangkan apakah ada dukungan yang cukup untuk seperti representasi, jika dibuat, dan tepat memenuhi syarat pendapat nya jika tidak ada dukungan seperti itu. Catatan: Kurangnya bukti representasi dilakukan pada kesetaraan transaksi pihak terkait materi akan menghasilkan pendapat yang memenuhi syarat atau merugikan karena keberangkatan dari GAAP.


Teknik Untuk Aplikasi

Evaluasi Awal Risiko - Sebuah evaluasi awal mengenai kemungkinan-pihak yang terkait transaksi biasanya dilakukan selama perencanaan audit ketika kuesioner pengkajian risiko selesai. Evaluasi ini meliputi:
• Perolehan pemahaman tentang struktur dan tanggung jawab manajemen entitas.
• Mengingat tujuan bisnis dari berbagai komponen entitas.
• Mengingat kesadaran kontrol dalam entitas dan kontrol atas manajemen kegiatan.

Tujuan Dari Prosedur Audit Dirancang khusus Untuk Transaksi Hubungan Istimewa - Tujuan dari prosedur audit yang dirancang khusus untuk transaksi pihak terkait untuk menentukan keberadaan pihak terkait dan untuk mengidentifikasi transaksi-pihak terkait yang signifikan, termasuk mereka yang tidak diakui dalam catatan akuntansi. Jika auditor mengidentifikasi transaksi-pihak terkait yang signifikan, dia harus memeriksa transaksi ini dan menilai kecukupan pengungkapan mereka. auditor juga berkaitan dengan kecukupan pengungkapan ketergantungan ekonomi.
Menentukan Keberadaan Istimewa - Keberadaan beberapa pihak terkait, seperti orang tua-anak, investor-asosiasi dan afiliasi, sudah jelas. Untuk menentukan keberadaan pihak terkait lainnya, prosedur audit spesifik yang diperlukan.
Mengidentifikasi-Pihak Terkait Transaksi - transaksi pihak terkait dan transaksi serupa yang membutuhkan pengungkapan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Mereka diakui dalam catatan akuntansi.
• Tidak ada biaya-transaksi.
• Mereka yang menciptakan ketergantungan ekonomi.
No-Charge Transaksi - Kadang-kadang pihak terkait menyediakan jasa yang tidak diberikan pengakuan akuntansi. Contoh dari layanan ini adalah sebagai berikut:
• Akuntansi dan manajerial.
• Kredit dan koleksi.
• Profesional.

Untuk mengidentifikasi gratis-transaksi, auditor harus membandingkan biaya dengan penjualan, dan ..:
• Menyelidiki penyimpangan dari standar industri.
• Menyelidiki penyimpangan dari tahun sebelumnya.
Ini adalah dasarnya prosedur analitis
Transaksi Itu Buat Ketergantungan Ekonomi - PSAK 57 tidak menangani masalah ketergantungan ekonomi. Pihak terkait tidak ada semata-mata karena salah satu pihak secara ekonomi tergantung pada yang lain. Jika salah satu pihak pengaruh yang signifikan terhadap yang lain, bagaimanapun, situasi pihak terkait tidak ada dan harus diungkapkan. Dalam situasi di mana ketergantungan ekonomi tidak menciptakan pihak terkait, pengungkapan masih mungkin diperlukan untuk menjaga laporan keuangan dari yang menyesatkan.
Meneliti-Pihak Terkait Transaksi - Ketika auditor mengidentifikasikan transaksi pihak terkait, ia harus menganalisa mereka untuk menentukan berikut:
• Tujuan dari transaksi.
• Sifat dari transaksi.
• Besarnya transaksi.
• Pengaruh transaksi terhadap laporan keuangan.

Untuk menentukan sebelumnya, auditor menerapkan prosedur audit yang normal dan mungkin juga untuk menerapkan prosedur audit yang diperpanjang.
Surat Representasi Manajemen - Banyak informasi tentang pihak-pihak terkait diperoleh melalui penyelidikan manajemen. Respon untuk pertanyaan ini harus diformalkan dalam surat representasi manajemen. Jika tidak ada pihak yang terkait transaksi terjadi, sebuah pernyataan untuk efek yang seharusnya muncul dalam surat representasi manajemen. Jika pihak terkait transaksi terjadi, berikut harus diperhatikan:
• Identifikasi pihak-pihak terkait.
• Identifikasi transaksi.
• Sifat dari transaksi.
• Jumlah transaksi.

Auditor juga harus mempertimbangkan memperoleh tertulis pernyataan dari senior manajemen klien dan direksi tentang apakah mereka atau pihak terkait lainnya terlibat dalam transaksi dengan entitas.

Audit Procedures For Related-Party Transactions

NAMA : LINA SEPTIAWATI
KELAS : 3eb06
NPM : 20207659
TUGAS : JURNAL BHS. INGGRIS
SUMBER :http://accounting-financial-tax.com/2010/02/audit-procedures-for-related- party-transactions/

Special attention to related-party has a long history in auditing. From the auditor’s perspective, related-party transactions have two distinct, but not mutually exclusive, aspects: adequate disclosure and fraud detection. Some related-party transactions may be the direct result of the relationship. Without that relationship, the transaction might not have occurred at all or might have had substantially different terms. Thus, disclosure of the nature and amount of transactions with related parties is necessary for a proper understanding of the financial statements. Inadequate disclosure of related-party transactions may result in misleading financial statements, and so the auditor should be concerned with identifying such transactions in the audit and evaluating the adequacy of disclosure of them.

What are the audit procedures for related-party Transaction? How to Identify the existence of related-party? This post describes the procedures for related-party transactions, adapted from SAS 45 [mainly] and SFAS. Enjoy!

Example of Related-Party Transactions :

Before the procedures, Let’s have a look at the following two related-party transactions:

Example: Related-Party Transactions-1 :

A Director of the Company is a principal in two companies that are distributors of the Company’s products. Total sales to these related companies aggregated $86,000 in 2010 and $91,000 in 2009. At August 31, 2010, these companies owed the company $35,983, of which $25,525 was owed beyond the Company’s normal credit terms.

Example: Related-Party Transactions-2 :

The Company occupies premises leased from two officer-shareholders for which $74,000 was paid in 2010 and $27,000 was paid in 2009. The lease agreement calls for minimum future payments of $86,000 in 2011, $94,000 in 2012, $101,000 in 2013 and $114,000 in 2014. The Company loaned $102,000 to these officer-shareholders to provide the down payment for their purchase of the property in 2008. This loan was repaid during 2009.
With these two examples, now you should get a more clear view what is related-party transactions.


Source of the Procedures

In general, auditor should be concerned, however, with the possibility that an undisclosed relationship with a party to a material transaction has been used to fabricate transactions. That is, the transactions may be fraudulent or without substance. SAS 45 clearly acknowledges the possibility that a related party relationship may be a tool for fraud by management. SAS 6 was issued primarily in response to some fraud cases in which management’s involvement in material transactions was obscured either by inadequate disclosure or outright concealment. The SAS was more disclosure-oriented than fraud-oriented, however, because fraud is the exception rather than the norm. Nevertheless, the auditor should be aware of the possibility of fraud. The SAS observed in the absence of evidence to the contrary, transactions with related parties should not be assumed to be outside the ordinary course of business.

The auditor should view related-party transactions within the framework of existing pronouncements, placing primary emphasis on the adequacy of disclosure. In addition, the auditor should be aware that the substance of a particular transaction could be significantly different from its form. When issued, SAS 6 provided guidance on disclosure of related-party transactions because accounting literature did not contain such guidance. SFAS 57 essentially transferred that guidance to the authoritative accounting literature. It was, therefore, no longer necessary or appropriate for an auditing standard to contain accounting standards. SAS 45 eliminated references to accounting considerations and disclosure requirements that were in SAS 6.

Example: Auditor’s Report Paragraph Calling Attention To The Existence Of Related Parties

If an auditor decides to call the user’s attention to related-party transactions, however, he or she may include a separate explanatory paragraph in the report. Following is a separate paragraph from an auditor’s report on the audit of the combined financial statements of the leasing and financing subsidiaries of the company:

“The leasing and financing subsidiaries engage in significant transactions with ABC Inc. as described in Note 2 of the notes to combined financial statements“.


Fundamental Procedures for Auditing Related-Party Transaction


An audit cannot be expected to provide assurance that all related-party transactions will be discovered. Nevertheless, the auditor should be aware of:

• The possibility that material related-party transactions exist that could affect the financial statements.
• Common ownership or management control relationships that are required by SFAS 57 to be disclosed even though there are no transactions. In determining the scope of work to be performed, the auditor should obtain an understanding of management responsibilities and the relationship of each of the entity’s component to the total entity. The auditor should consider controls over management activities and the business purpose served by the various components.

Note: Business structure and operating style are occasionally deliberately designed to obscure related-party transactions.

The auditor should recognize that the following transactions may indicate related parties:

• Transactions to borrow or lend at no interest or at rates significantly different from market rates.
• The sale of real estate at a price significantly different from its appraised value.
• A non-monetary exchange of property for similar property.
• Loans made with no scheduled terms for the time or method of repayment.

The following are factors that the auditor should be aware of that may motivate transactions with related parties:

• Is there a lack of sufficient working capital or credit to continue the business?
• Does management have an urgent desire for a continued favorable earnings record to support the price of the entity’s stock?
• Is the earnings forecast overly optimistic?
• Does the entity depend on one or a few products, customers, or transactions for continued success?
• Is the entity in a declining industry with many business failures?
• Does the entity have excess capacity?
• Is the entity involved in significant litigation, especially between stockholders and management?
• Are there significant dangers of obsolescence because the entity is in a high technology industry?\

Note: These are fraud “warning signs” or risk factors. The presence of one or more factors is not proof of fraud, but the auditor should increase his or her awareness of the possibility of fraud. If the risk is high, the auditor might increase the scope of substantive tests designed to identify undisclosed relationships or use some of the expanded procedures enumerated in SAS 45.

Basic Approach

To identify material related-party transactions the auditor should:

• Identify related parties (through inquiry and review of relevant information to determine the identity of related parties so that material transactions with these parties known to be related can be examined). [Note: According to SAS 45, the auditor should place emphasis on testing identified material related-party transactions].
• Identify material transactions (consider whether there are indications of previously undisclosed relationships for material transactions).
• Examine identified material related-party transactions.

Note: In SAS 45, the procedures are grouped essentially in the preceding categories. In the following discussion, a different grouping is used to emphasize distinctions between specific procedures for related parties and general procedures.

Specific Procedures

SAS 45 includes some procedures performed solely for the purpose of identifying related parties or related-party transactions:

[1]. Inquire of management
• Names of all related parties.
• Whether there were any transactions with these parties during the period.
• Whether the entity has procedures for identifying and properly accounting for related-party transactions. If so, evaluate these procedures.
[Note: This is covered in the management representation letter. It is helpful to give management the technical definition of related parties at the time of initial inquiry and in the letter].

[2]. Obtain the names of all pension and other trusts established for the benefit of employees and the names of officers and trustees of the trusts.

[3]. Review stockholder listings of closely held entities and identify principal stockholders.

[4]. Provide audit staff with the names of known related parties so that they can identify transactions with such parties.

[5]. For indications of undisclosed relationships, review the nature and extent of business transacted with major:
• Customers;
• Suppliers;
• Borrowers; and or
• Lenders;

[6]. Consider whether transactions are occurring but not being given accounting recognition, such as the client receiving or providing accounting, management, or other services at no charge, or a major stockholder absorbing corporate expenses.

General Procedures

The procedures in SAS 45 for identifying related parties and for identifying transactions with related parties include several procedures that are usually performed in an audit. These are normal procedures performed for several purposes that may also identify related parties.

General procedure and Its Relevance to Related Parties

• Review prior years’ audit documentation. Relevance to related parties: Identify names of known related parties.
• Review minutes of meetings of board of directors and executive or operating committees. Relevance to related parties: Obtain information on material transactions authorized or discussed.
• Review confirmations of compensating balance arrangements. Relevance to related parties: Identify whether balances are or were maintained for or by related parties.
• Review invoices from law firms for regular or special services. Relevance to related parties: Identify indications of related parties or related party transactions.
• Review confirmations of loans receivable and payable. Relevance to related parties: Identify whether there are guarantees and the nature of relationship to guarantor.
• Review material investment transactions. Relevance to related parties: Determine whether investment created related party.
• Review accounting records for large, unusual, or nonrecurring transactions or balances, particularly at or near end of reporting period. Relevance to related parties: Consider whether transactions are with related parties.
• Inquire of predecessor, principal, or other auditors of related entities (this inquiry should be made at an early stage of the audit). Relevance to related parties: Obtain their knowledge of related parties or related-party transactions.


Procedures for Public Companies

Some procedures in SAS 45 are relevant only for public companies:
• Review filings with the SEC and other regulatory agencies for the names of related parties and for other businesses in which officers and directors occupy directorships or other management positions.
• Review proxy and other material filed with the SEC and comparable data filed with other regulatory agencies for information on material transactions with related parties.
• Review “conflict-of-interest” statements obtained by the entity from its management.

Procedures for Identified Transactions

After a related-party transaction is identified, the auditor should apply substantive tests to that transaction. Inquiry of management is not sufficient. According to AU 334.09, procedures that should be considered are:
• Obtaining an understanding of the transaction’s business purpose [NOTE: Until the auditor understands the business sense of the transaction, he or she cannot complete the audit].
• Examining invoices, executed copies of agreements, contracts, and other pertinent documents, such as receiving reports and shipping documents.
• Determining whether the transaction has been approved by the board of directors or other appropriate officials.
• Testing for reasonableness the compilation of amounts to be disclosed or considered for disclosure.
• Inspecting or confirming and obtaining satisfaction that collateral is transferable and appropriately valued.
• For inter-company account balances (a) Arranging for examination at concurrent dates, even if fiscal years differ (b) Arranging for examination of specified, important, and representative related party transactions by auditors for each of the parties with an exchange of relevant information.

Note: A principal auditor-other auditor relationship may exist and the component not audited by the principal auditor may have conducted related-party transactions that are complex or unusual. In these circumstances, the principal auditor should request access to the other auditor’s audit documentation concerning this matter.

Expanded Procedures

If the auditor concludes that it is necessary to fully understand a related-party transaction, he or she should consider the following procedures that might otherwise be unnecessary:
• Confirming the amount and terms of the transaction, including guarantees and other significant data, with the other party.
• Inspecting evidence in the other party’s possession.
• Confirming or discussing significant information with intermediaries (banks, guarantors, agents, or attorneys).
• If there is reason to believe that material transactions with unfamiliar customers, suppliers, or others may lack substance, refer to financial publications, trade journals, credit agencies, and other information sources.
• Obtaining information on the financial capability of the other party for material uncollected balances, guarantees, or other obligations.


Equivalence Representations

No representations need be made in the financial statements that related-party transactions were consummated on terms equivalent to those that prevail in arm’s-length transactions. If representations are made that state or imply that, SFAS 57 requires that the entity be able to substantiate them. Thus, the auditor should consider whether there is sufficient support for such a representation, if made, and appropriately qualify his or her opinion if there is not such support. Note: Lack of substantiation of representations made on equivalence of material related-party transactions should result in a qualified or adverse opinion because of a departure from GAAP.


Techniques For Application

Preliminary Evaluation Of Risk - A preliminary evaluation concerning the likelihood of related-party transactions is usually made during the planning of the audit when the risk assessment questionnaire is completed. This evaluation includes:
• Obtaining an understanding of the structure of the entity and management responsibilities.
• Considering the business purpose of the various components of the entity.
• Considering the control consciousness within the entity and controls over management activities.

Purpose Of Auditing Procedures Designed Specifically For Related Parties Transactions - The purpose of auditing procedures designed specifically for related-party transactions is to determine the existence of related parties and to identify significant related-party transactions, including those not recognized in the accounting records. If the auditor identifies significant related-party transactions, he or she should examine these transactions and evaluate the adequacy of their disclosure. The auditor also is concerned with the adequacy of disclosure of economic dependence.
Determining The Existence Of Related Parties - The existence of some related parties, such as parent-subsidiary, investor-investee and affiliates, is obvious. To determine the existence of other related parties, specific audit procedures are necessary.
Identifying Related-Party Transactions - Related-party transactions and similar transactions that require disclosure may be classified as follows:
• Those recognized in the accounting records.
• No-charge transactions.
• Those that create economic dependence.
No-Charge Transactions - Sometimes a related party provides services that are not given accounting recognition. Examples of these services are the following:
• Accounting and managerial.
• Credit and collection.
• Professional.

To identify no-charge transactions, the auditor should compare expenses with sales; and..:
• Investigate deviations from industry standards.
• Investigate deviations from prior year.
These are essentially analytical procedures
Transactions That Create Economic Dependence - SFAS 57 does not address the issue of economic dependence. Related parties do not exist solely because one party is economically dependent on another. If one party exercises significant influence over the other, however, a related-party situation does exist and should be disclosed. In situations where economic dependence does not create related parties, disclosure may still be necessary to keep the financial statements from being misleading.
Examining Related-Party Transactions - When the auditor identifies related-party transactions, he or she should analyze them to determine the following:
• The purpose of the transactions.
• The nature of the transactions.
• The extent of the transactions.
• The effect of the transactions on the financial statements.

To determine the preceding, the auditor applies normal auditing procedures and also may have to apply extended auditing procedures.
Management Representation Letter - Much of the information about related parties is obtained through inquiry of management. The responses to these inquiries should be formalized in the management representation letter. If no related-party transactions occurred, a statement to that effect should appear in the management representation letter. If related-party transactions occurred, the following should be noted:
• Identification of the related parties.
• Identification of the transactions.
• The nature of the transactions.
• The amount of the transactions.

The auditor should also consider obtaining written representations from the client’s senior management and its board of directors about whether they or other related parties engaged in any transactions with the entity.

PENGARUH BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DAN NILAI KURS TERHADAP RISIKO SISTEMATIK SAHAM PERUSAHAAN DI BEJ

NAMA : LINA SEPTIAWATI
KELAS : 3EB06
NPM : 20207659
SUMBER : (http://www.docstoc.com/docs/21490973/PENGARUH-SUKU-BUNGA-SERTIFIKAT-BANK-INDONESIA-DAN-NILAI-KURS/)

JURNAL KEUANGAN DAN BISNIS
Vol. 5, No.1, Maret 2007, Hal 24 - 40


PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA
DAN NILAI KURS TERHADAP RISIKO SISTEMATIK
SAHAM PERUSAHAAN DI BEJ

1.M. Y. Dedi Haryanto
2.Riyatno


ABSTRACT :

This research aimed to give empirical evidence whether Indonesian Bank Notes
(Sertifikat Bank Indonesia) and exchange rate as proxies of macro variables have
influence to systematics risk of stocks traded in Jakarta Stock Exchange. Using
multivariate regression analysis with data of 43 samples company listed in year 2000
to 2002 which is brokedown into manufacturing firms and non manufacturing firms,
we concluded that Indonesian Bank Notes and exchange rate have a significant
influence to the systematics risk. We also find an interisting result that indutry
concentration has attributes to alter the relationship between the two macro variables
and systematics risk. In manufacturing firms, only exchange rate which influences the
systematics risk, in contrary, only the Indonesian Bank notes has influence to the
systematic risk for nonmanufacturing firms.
Keywords: Systematics risk, Exchange rates, SBI, Stocks return

PENDAHULUAN

Di dalam teori investasi dikatakan bahwa setiap sekuritas akan menghasilkan
return dan risiko. Return merupakan tingkat pengembalian dari nilai investasi yang
diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah perbedaan return yang diharapkan
dengan return yang terelisasi dari sekuritas tersebut. Orang seringkali mengibaratkan
return dan risiko sebagai dua sisi dalam mata uang dimana return yang tinggi akan
mempunyai risiko yang tinggi dan return yang rendah akan mempunyai risiko yang
rendah juga.

Setiap sekuritas mempunyai tingkat risiko yang berbeda-beda dan saham
merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai yang tinggi dibandingkan dengan
sekuritas yang lain. Namun risiko saham antar perusahaan berbeda satu dengan yang
lain. Jika investor ingin berinvestasi maka selain melihat return yang akan didapat
maka mereka juga harus mempertimbangkan risiko yang ada di saham tersebut. Salah
satu pertimbangan dalam melakukan investasi saham adalah memperkecil risiko.

Preferensi investor terhadap risiko berbeda-beda. Tidak semua investor suka
dengan risiko. Investasi di pasar modal mengandung risiko investasi yang tinggi
dibandingkan di aset yang lain. Investor yang tidak menyukai risiko (risk averse)
punya kecenderungan untuk tidak berinvestasi di pasar modal. Namun sebenarnya
risiko investasi di pasar modal dapat dikurangi jika mereka mengerti mengenai risiko
itu sendiri.

Mao (1970) dalam Harmono (1999) menyatakan bahwa investor yang realistik
akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi akan
melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan harapan dapat meminimalkan
risiko dan memaksimalkan return. Sedangkan Trone dan Albright (1996) dalam
Harmono (1999) berpendapat bahwa investor yang rasional melakukan keputusan
investasi didasari dengan menganalisis situasi saat ini; mendesain portofolio optimal,menyusun kebijakan investasi, mengimplementasikan strategi investasi, memonitor dan melakukan supervisi pada kinerja khusus para manajer keuangan.

Risiko saham terdiri dari 2 bagian yaitu risiko yang dapat didiversifikasi(unique risk) dan risiko yang tidak dapat didiversifikasi (systematic risk). Risiko unik
adalah risiko yang terjadi hanya diperusahaan tersebut, contohnya adalah aksi mogok
karyawan, tuntutan pengadilan, dsb. Sedangkan r isiko sistematik adalah risiko yang
menimpa semua perusahaan, contohnya adalah inflasi, resesi, krisis moneter, dsb.
Seperti sudah disebutkan investor ingin memperkecil risiko sehingga jenis risiko yang
bisa dikurangi adalah risiko unik dengan cara membentuk portofolio.

Risiko dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta. Beta sekuritas
menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahan-
perubahan pasar. Oleh sebab itu dalam menganalisis sekuritas atau portofolio harus
juga mengetahui betanya. Di dalam pasar modal bukan hanya variabel fundamental
saja yang mempengaruhi risiko tetapi juga ada variabel-variabel ekonomi seperti
tingkat inflasi, tingkat suku bunga, perubahan GDP yang ikut mempengaruhi risiko
suatu perusahaan.

Penelitian Tandelilin (1997) ingin membuktikan bahwa variabel makro juga
mempengaruhi risiko. Variabel yang dipakai adalah tingkat inflasi, tingkat suku
bunga dan perubahan GDP. Walaupun secara bersama-sama variabel-variabel
tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik namun tingkat suku
bunga secara parsial terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis.
Penelitian lain yang membuktikan bahwa variabel ekonomi mempengaruhi risiko
sistematis ditunjukkan oleh Widjaja (2004). Widjaja (2004) menenunjukkan bahwa
variabel inflasi mempengaruhi risiko saham. Peneliti menggunakan saham yang
tergolong dalam LQ45 dengan periode penelitian dari tahuhn 2001 sampai 2002.

Beberapa penelitian mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko suatu perusahaan terutama meneliti mengenai faktor-faktor
yang termasuk risiko unik seperti variabel fundamental perusahan. Sedangkan
penelitian ini ingin menguji mengenai peran var iabel-variabel ekonomi atau makro
dalam mempengaruhi risiko saham. Perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah kebanyakan penelitian menggunakan variabel fundamental seperti divideen payout, growth, leverage, liquidity, asset size, variability in earnings dan beta akuntansi (Gudono dan Nurhayati (2001),return on Asset, rasio hutang terhadapmodal dan nilai buku saham (Natarsyah, 2000).

Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak bisa dihilangkan dan berdampak
pada semua perusahaan. Pemahaman terhadap risiko sistematis dapat membantu
perusahaan atau investor dalam penambilan keputusan-keputusan bisnis. Faktor-
faktor yang mempengaruhi besar kecilnya risiko sistematis biasanya merupakan
faktor makro ekonomi. Oleh sebab itu masalah penelitian dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan kurs mempengaruhi
risiko sistematis saham?
2. Apakah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan kurs pada perusahaan
manufaktur mempengaruhi risiko sistematis saham?
3. Apakah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan kurs pada perusahaan
non manufaktur memperngaruhi risiko sistematis saham?

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin memberikan penjelasan tentang pengaruh
faktor-faktor makro terhadap perubahan risiko sistematis saham, serta memberikan
bukti empiris bahwa faktor-faktor makro mempengaruhi risiko sistematis saham.
Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1) Investor, sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan jumlah dan waktu investasi; 2) Pemerintah,
sebagai masukan dalam membuat kebijakan-kebijakan makro karena faktor-faktor
makro mempunyai sesitivitas terhadap risiko investasi, dan 3) Perusahaan, sebagai
antisipasi dampak dari perubahan-perubahan faktor makro terhadap risiko saham
secara keseluruhan.

KAJIAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Return

Dalam konteks manajemen investasi, pengembalian atas investasi (return) merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dapat berupa retur realisasi dan return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2000).

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return ini dihitung
berdasarkan data historis. Biasanya reutrn realisasi digunakan sebagai salah satu
ukuran kinerja perusahaan. Sumber-sumber return yaitu yield dan capital gain(loss)

Yieldmerupakan kompinen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suaru investasi. Jadi nilainya bisa 0 atau (+).Capital gain(loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat
berharga yang bisa memberi keuntungan (kerugian) bagi investor. Jadi nilainya bisa
(-), 0 atau (+). Secara matematis return total suatu investasi adalah:
Return total = yield + capital gain (loss)

Return ekspektasi secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari berbagai
return historis atau return realisasi (Abdul Halim, 2005). Berbeda dengan return
realisasi yang sifatnya sudah terjadim return ekspektasi ini sifatnya belum terjadi.
Return ekspektasi dapat diestimasi dengan menggunakan return-return historis.


B. Risiko Saham

Tujuan (motivasi) investor berinvestasi yaitu mendapatkan return dan sebagai
konsekuensinya harus berani menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Investor perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar
pembuatan keputusan investasi.

Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima
dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan artinya
semakin besar risiko investasi tersebut. Van Horne dan Wachowics, Jr. (1992) dalam
Jogiyanto (2000) mendefiniskan risiko sebagai variabilitas return terhadap return
yang diharapkan. Jadi untuk menghitung risiko yang digunakan adalah deviasi
standar dari penyimpangan return yang sudah terjadi dengan return ekspektasi.

Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi
(Tandelilin, 2001):

1.Risiko suku bunga.
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi. Jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun,
dan sebaliknya. Alasannya jika suku bunga naik maka return investasi yang
terkait dengan suku bunga (misal deposito) juga akan naik. Akibatnya minat
investor akan berpindah dari saham ke deposito.

2.Risiko pasar
Fluktuasi pasar secara keseluruhan dapat mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh
berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar diperngaruhi
oleh faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhanm, atau perubahan politik (pemilu).

3.Risiko inflasi.
Inflasi yang meningkat akan mengurangi daya beli rupiah yang diinvestasikan. Jika inflasi meningkat, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasikan penurunan daya beli yang dialaminya.

4.Risiko bisnis.
Risiko bisnis adalah risiko dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri. Jadi perusahaan pakaian jadi akan dipengaruhi oleh karakteistik industri
tekstil.

5.Risiko finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk
menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang
yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi
perusahaan.

6.Risiko likuiditas.
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan seuatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan.

7.Risiko nilai tukar mata uang.
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik ter hadap mata uang asing. Istilahnyacurrency risk atau exchange rate risk


8.Risiko negara
Risikoini sering disebut risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negar a bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.

Sedangkan dalam manajemen investasi modern, pembagian risiko total investasi
dibagi menjadi 2 yaitu:

1.Risiko sistematis
(risiko pasar) merpuakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi (kondisi makro).

2.Risiko tidak sistematis
(risiko perusahaan) merupakan risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Jadi lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan emiten. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada sekian banyak jenis sekuritas.

C. Beta Sekuritas

Risiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta. Hartono
(2000) menyatakan bahwa beta merupakan pengukur volatilitas return suatu sekuritas
atau return portofolio terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan sebagai
fluktuasi dari return-return sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu
tertentu. Beta juga dapat diartikan sebagai pengukur sejauh mana tingkat
pengembalian suatu saham berubah karena adanya perusahaan di pasar.

Besaran beta mempunyai arti tertentu. Jika nilai beta lebih besar dari 1,0 maka sekuritas tersebut mnempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan risiko pasar( aggressive stock ). Jika beta kurang dari 1,0 berarti risiko sekuritas lebih kecil
dibanding risik pasar ( defensive stock). Kemudian Jika beta sama dengan 1,0 berarti
risiko sekuritas sama dengan risiko pasar.

Hartono dan Suriatno (1999) ingin membuktikan bahwa beta sekuritas untuk
pasar modal yang sedang berkembang merupakan Beta yang bias dikarenakan
perdagangan yang tidak sinkron. Pemilihan sampel menggunakan
purposive sampling
dan menghasilkan 74 perusahaan yang terdaftar dalam kurun waktu 22 Mei 1995
sampai 22 Mei 1997 sebagai sampel penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa beta
sekuritas yang terdaftar di BEJ adalah bias. Dari tiga metode Sholes dan Williams
(1977), Dimson (1979) dan Fowler dan Rorke (1983), metode Fowler dan Rorke
yang paling baik digunakan untuk mengkoreksi Beta di BEJ. Penelitian ini juga
menemukan bahwa bias yang terjadi di Beta juga diperkuat oleh data return yang
berdistribusi tidak normal. Untuk data retrun tersebut diperlukan periode koreksi yang cukup panjang yaitu empat periode mundur (lag) dan mundur (lead), sedangkan data
return yang berdistrirbusi normal hanya membutuhkan satu periode maju dan mundur saja.

Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan
data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya digunakan
untuk mengestimasi beta masa deepan. Bukti empiris (Elton dan Gruberm 1994)
menunjukkan bahwa beta historis mampu menyediakan informasi tentang beta masa
depan (Hartono, 2000)

Beta dapat diestimasi dengan menggunakan dengan menggunakan grafik, teknik
regresi model indeks tunggal dan teknik regresi model CAPM (Hartono, 2000).
Pemilihan teknik estimasi tergantung dari alasan peneliti.

Beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis di antara titik return.
Secara manual, beta suatu saham perusahaan dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut: pertama, buatlah diagram sebar (scaterplot) untuk menunjukkan titik-titik
hubungan antara return saham A dengan return pasar untuk tiap-tiap periode yang
sama. Kedua, tarik garis lurus yang paling mendekati dengan semua titik hubungan
diatas. Selanjutnya beta historis untuk saham perusahaan itu dapat dihitung
berdasarkan slope dari garis lurus yang ditarik tersebut.

Beta dapat juga dihitung dengan menggunakan teknik regresi. Teknik regresi
untuk mengestimasi beta suatu saham dapat dilakukan dengan menggunakan return-
return saham sebagai variabel dependen dan r eturn-return pasar sebagai variabel
independen. Persamaan regresi yang dihasilkan dari data time series ini akan
menghasiklan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama
masa periode observasi.

Persamaan regresi yang digunakan untuk mengestimasi beta dapat didasarkan
pada model indeks tunggal atau model CAPM. Jika digunakan model indeks tunggal
atau model pasar maka beta dihitung berdasarkan persamaan berikut:

R1=ai + ßi . Rm + ei

Dari persamaan diatas, koefisien ß merupakan beta sekuritas ke I yang diperoleh dari
teknik regresi.Beta dapat juga dihitung dengan teknik regresi menggunakan model CAPM.
Jika menggunakan model ini maka persamaan regresinya menjadi:

Ri - Rbr = ß . (Rm . Rbr) + ei

Sehingga variabel dedpenden persamaan tersebut sebesar R - R dan variabel iBR independen sebesar RM -BR.

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan dan terkait dengan penelitian ini
dapat dilihat sebagai berikut:

Beaver, Kettler dan Scholes (1970) menguji hubungan antara faktor fundamental dengan beta. Faktor fundamental yang menjadi variabel penelitiannya adalah dividen payout, growth, leverage, liquidity, asset size, variability in earnings dan beta akuntnasi. Sampel dari penelitian mereka adalah 307 perusahaan yang listing di NYSE dari periode 1947 sampai 1965. Penghitungan beta menggunakan data saham perusahaan individu yang juga membentuk portofolio saham. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa dividen payout, leverage earning variability dan beta akuntnasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan beta.

Gudono dan Nurhayati (2001) kemudian mer eplikasi penelitian Beaver, Kettler
dan Scholes (1970) dengan mengadakan penelitian di Bursa Efek Jakarta. Penelitian
mereka menggunakan 35 saham teraktif pada tahun 1995 dengan pengujian menggunakan multiple regression. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya variabel growth
saja yuang mempunyai hubungan signifikan dengan beta saham.

Natarsyah (2000) meneliti pengaruh variabel ROA, rasio utang terhadap modal
dan nilai buku saham terhadap beta. Ia menggunakan sampel perusahaan yang
termasuk industri barang konsumsi di BEJ periode 1990-1997. Banyaknya sampel
yang menjadi penelitiannya adalah 16 perusahaan. Hasil menunjukkan bahwa semua
variabel secara parsial mempengaruhi beta secara signifikan.

Setiawan (2003) menguji pengaruh variabel fundamental terhadap beta saham
pada periode sebelum krisi moneter (1992-1996) dan periode selama krisis moneter
(1998-2001). Variabel fundamental yang digunakan adalah asset growth, leverage,likuiditas, total asset turn over dan return on investment. Sampel yang digunakan adalah 56 perusahaan untuk periode sebelum krisis moneter dan 105 perusahaan untuk periode selama krisis moneter. Perhitungan beta menggunakan data retun perusahaan bulanan dan return pasar bulanan. Hasil penelitian ini menunjukkan
ketidakkonsistenan yaitu pada periode sebelum krisis moneter faktor fundamental
secara simultan berpengaruh terhadap beta. Secara parsial faktor fundamental yang
berpengaruh adalah total asset turn over dan return on investment. Sedangkan pada
periode selama krisis moneter, faktor fundamental secara simultan tidak berpengaruh
secara signifikan. Sedangkan pengujian secara parsial hanya leverage yang berpengaruh secara signifikan terhadap beta. Peneliti kemudian menyarankan agar
menguji pengaruh variabel makro seperti gross domestic product , tingkat inflasi dan
suku bunga terhadap beta supaya dapat dilihat lebih komprehensif.

Tandelilin (1997) mencoba mengidentifikasi variabel fundamental dan makro
ekonomi yang mempengaruhi beta. Variabel fundamental yang digunakan adalah 20
rasio keuangan yang dikelompokkkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar modal. Sedangkan variabel makro
ekonomi menggunakan tingkat inflasi, product domestic brutto (PDB) dan tingkat
suku bunga. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 perusahaan. Nilai Beta
dihitung dengan menggunakan data bulanan dari bulan Januari 1990 sampai
Desember 1994. Hasil menunjukkan bahwa variabel fundamental secara simultan
mempengaruhi beta. Akan tetapi secara parsial ada bebarpa hasil yang tidak konsisten
dengan yang diharapkan seperti rasio aset lancar terhadap total aktiva dan
quick ratio untuk rasio likuiditas. Sedangkan pada rasio pr ofitabilitas, net profit margin yang tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya. Hasil lainnnya menunjukkan bahwa ketiga variabel makro ekonomi secara simultan dan parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap beta.

Retnaningdiah (2003) meneliti pengaruh faktor fundamental yaitu asset growth, financial leverage, size, operating leverage dan liquidity terhadap beta. Sampel
penelitian ini adalah 50 perusahaan yang memilik perdagangan aktif di BEJ dalam
periode 1993 sampai 1995. Penelitian ini menggunakan Capital Asset Pricing Model
(CAPM) untuk mengukur risiko ekuitas (beta). Hasil menunjukkan bahwa asset growt, size, dan operating leverage secara signifikan mempengaruhi beta (risiko).

Rosenberg & Guy (1976) menjelaskan bahwa dari sudut pandang ekonomi,
return pasar tidak menyebabkan perubahan return saham. Tetapi disebabkan oleh
kejadian ekonomi. Dari waktu yang telah lalu kita dapat melihat bahwa pasar
dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan dalam tingkat inflasi, tingkat bunga,
peraturan pemerintah pertumbuhan tingkat GNP, dan banyak faktor lain. Lebih jauh
lagi ada bebarpa peristiwa luar negeri yang mempengaruhi pasar seperti pergerakan
harga bahan mentah minyak, perkembangan energi domestik alternatif, perubahan
sikap tentang polusi dan waktu hidup produk dan lainnya. Aruzzi dan Bandi (2003) menguji pengaruh tingkat suku bunga, rasio profitabilitas dan beta akuntansi terhadap beta saham syariah. Sampel dari penelitian

adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ yang masuk dalam Jakarta islamic Indekx
(JII). Ada 30 perusahaan yang menjadi sampel. Metode yang digunakan untuk
menganalisis data adalah multipel regrgession, dan untuk menguji hiptesis
menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel
yang diuji tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta saham. Hal ini
disebabkan dalam perhitungan tampak bahwa nilai beta rata-rata samel lebih besar
dari satu dan R-square yang rendah menunjukkan adanya faktor lain yang lebih
dominan mempengaruhi beta saham.

Widjaja (2004) meneliti mengenai pengaruh variabel makro yaitu inflasi
terhadap tingkat risiko saham. Penelitian ini menggunakan saham-saham yang
termasuk dalam kategori LQ-45 secara terus menerus dari tahun 2001 sampai 2002.
Risiko dinyatakan dalam pengukuran beta yang berasal dari hubungan antara tingkat
keuntungan suatu saham dan pasar. Beta diukur menggunakan model CAPM yang
kemudian dilakukan regresi time series antara tingkat return masing-masing saham
dan tingkat keuntungan indeks pasar (IHSG). Hasil menunjukkan bahwa inflasi
memilik pengaruh yang signifikan terhadap risiko saham selama periode penelitian.
Namun jika dilihat dari R-square inflasi hanya menjelaskan risiko saham sebesar
1,5%. Artinya masih banyak variabel makro lainnya yang mempengaruhi risiko
seperti GNP, suku bunga dan kurs tukar mata uang.

Berdasarkan kajian teoritis dan hasil dari banyak penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya maka dapat diambil hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Kurs mempengaruhi beta saham
H2: Tingkat suku bunga SBI mempengaruhi risiko saham
H3: Kurs mempengaruhi risiko saham perusahaan manufaktur
H4: Tingkat suku bunga SBI mempengaruhi risiko saham perusahaan manufaktur
H5: Kurs mempengaruhi risiko saham perusahaan non manufaktur
H6: Tingkat suku bunga SBI mempengaruhi risiko saham perusahaan non manufaktur

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut perusahaan tersebut berasal dari kelompok manufaktur dan dan non manufaktur dan memiliki data saham selama 3 tahun dari tahun 2000 sampai 2002.

Pemilihan kelompok perusahaan manufaktur dan non manufaktur tersebut karena kedua jenis perusahaan ini mempunyai karakter yang berbeda. Perbedaan karakter tersebut diharapkan dapat mewakili dampak faktor makro terhadap risiko saham. Sedangkan periode waktu yang diambil adalah tahun 2000 sampai 2002 karena merupakan per iode pasca krisis ekonomi. Periode tersebut diduga menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia yang mulai stabil.

Tabel 1
Daftar Perusahaan Sampel

Kode Saham Perusahaan
Kode Saham Perusahaan
Manufaktur
Non Manufaktur
ADES ABDA
ALMI ASBI
AMFG ASDM
ASII ASRM
CEKA BBNI
DVLA BCIC
DYNA BDMN
ERTX BGIN
GDWU BNGA
GGRM BNII
GJTL BNLI
GRIV BNPK
IKAI LPBN
INTP LPGI
JPRS LPLI
KDSI MREI
KKGI PNBN
KOMI PNIN
MDRN PNLF
MTDL
MYOR
TCID
TSPC
UNTR

Dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ tersebut diperoleh 43 perusahaan
sampel yang sesuai dengan kriteria sampel. Sampel tersebut terdiri 2 sub sampel. Sub
sampel pertama teridri dari 24 perusahaan manufaktur dan sub sampel kedua terdiri
dari 19 perusahaan non manunfaktur (terdiri dari perusahaan perbankan dan asuransi).
Jadi sub sampel 1 akan digunakan untuk menguji hipotesis 3 dan 4 sedangkan sub
sampel 2 digunakan untuk menguji hipotesis 5 dan 6.

B. Data Penelitian

Data penelitian ini menggunakan data sekunder. Penelitian ini menguji pengaruh faktor-faktor makro yaitu nilai kurs mata uang asing tingkat suku bunga serta bidang industri terhadap risiko saham sistematis.

Data tingkat suku bunga, dan nilai kurs mata uang asing dikumpulkan dari publikasi Bank Indonesia baik dari publikasi terbitan maupun situs Bank Indonesia. Sedangkan untuk menghitung return saham dibutuhkan data harga saham. Harga saham perusahaan-perusahaan sampel dikumpulkan dari situs www.finance.yahoo.com

C. Pengukuran Variabe

1. Risiko sistematis saham

Risiko sistematis saham adalah beta saham. Beta saham dihitung dengan menggunakan teknik regresi dengan model indeks tunggal. Persamaan regrgesinya adalah

Ri = ai + ßi . Rm + ei

Keterangan:
Ri = return saham perusahaan
Rm = return pasar ( IHSG)
ai = konstanta
ßi= beta
ei = residual

2. Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga diukur dengan menggunakan suku bunga yang ditentukan
oleh Bank Indonesia selaku penguasa moneter melalui Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Besar kecilnya suku bunga sangat tergantung dari kondisi makro yang
berkembang di Indonesia. Peningkatan suku bunga diduga mempunyai korelasi
dengan naiknya volume penjualan saham. Tingkat suku buna yang ideal jika
besarnya berada di bawah kisaran angka 10. Hal ini berarti tingkat keuntungan
yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun dengan cepat jika tingkat
bunga meningkat, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat
suku bunga adalah semakin baik.

3. Kurs mata uang asing

Kurs mata uang asing dikur dengan menggunakan kurs jual dollar terhadap
rupiah. Ukuran kurs dalam penelitian ini menggunakan ukuran relatif yaitu
selisih kurs tahun ini dikurangi kurs tahuun kemarin dibagi tahun kemarin.
Besarnya selisih kurs membuat orang mengalihkan investasinya ke pasar modal.
Nilai kurs diduga mempunyai hubungan yang negatif dengan risiko saham.

D. Model penelitian

Tingkat Suku Bunga
Risiko Saham
Kurs Mata Uang


E. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini ingin menguji pengaruh faktor-faktor makro ekonomi terhadap
risiko saham. Faktor –faktor ekonomi yang akan diuji adalah tingkat suku bunga, dan
kurs mata uang. Selain itu akan di uji juga apakah bidang industri juga mempengaruhi
risiko saham. Penelitian tersebut kemudian dibuat model regresinya sebagai berikut:

BETA = a + b1 KURS + b2 SBI

Keterangan:
BETA= Risiko saham
KURS= Kurs Mata Uang
SBI= Tingkat Suku Bunga

Penelitian ini menggunakan 3 model penelitian dimana bentuk persamaan regresinya sama, yang berbeda hanya di sampel penelitian. Model pesamaan regresi 1
menggunakan seluruh sampel. Sedangkan model persamaan regresi 2 dan 3 masing-
masing untuk sub sampel perusahaan manufaktur dan non manufaktor. Model 2 dan 3
diharapkan dapat menunjukkan kekonsistenan hasil jika hubungan variabel tersebut
diuji pada 2 bidang industrti yang berbeda.

Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji apakah model penelitian
sudah sudah terbebas dari asumsi klasik. Oleh sebab itu akan dilakukan pengujian
asumsi klasik yang terdiri dari yaitu heteroskedastisitas, autokorelasi dan
multikolineritas.

Uji hipotesis akan menggunakan analisi regresi ber ganda. Uji t dilakukan
untuk mengetahui signif ikansi masing-masing independen variabel. Uji t digunakan
untuk menguji signifikansi masing-masing independen variabel. Uji t digunakan
untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independen. Uji F digunakan
untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika F hitung
lebih besar dari 4 maka Ho yang menyatakan koefisien regresi tidak signifikan dapat
ditolak pada derajat keyakinan 5%. Uji R2 digunakan untuk mengukur beberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Asumsi Klasik

Model regesi dalam analisis multivariat dapat dilakukan jika asumsi klasik dipenuhi yaitu multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Multikolinieritas menunjukkan adanya hubungan linier yang sempurna diantar a variabel independen. Pengujian multikolinieritas menggunakan VIF ( variance inflation factor) dengan batas nilai toleransi adalah terendah 0,10 dan tertinggi 10. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai VIF untuk kedua variabel adalah 1,170. Ini berarti model regresi tidak terjadi multikolinieritas karena nilai VIF terletak diantara nilai batas toleransi.

Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan diantara gangguan atau disturbance ui atau ei yang masuk ke dalam fungsi regresi. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson. Jika nilainya mendekati 2 maka tidak terjadi autokorelasi tetapi bila nilainya mendekati 0 atau 4 terjadi autokorelasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai DW adalah 1.765. Ini berarti model regresi tidak mengalami autokorelasi karena rata-rata nilai Durbin Watson mendekati 2.

Heteroskedastisitas menunjukkan variansi antar variabel tersebar dan tidak
sama. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dapat menggunakan uji Glejser.
Uji Glejser meregresikan nilai absolut residual dengan variabel independennya. Jika
nilai t signifikan berarti terjadi heteroskedastisitas. Hasil menunjukkan bahwa
signifikansi nilai t dari kedua variabel independen sebesar 1,000. Artinya model
regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 2

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Uji Glejser
Variabel VIF T hitung Sign. Durbin
Watson
KURS 1.170 0.000 1.000
SBI 1.170 0.000 1.000 1,765

B. Model Persamaan Regresi

Hasil pengujian model regresi menunjukkan bahwa variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen. Hal ini terlihat dari R square untuk model 1 sebesar 0,118. Artinya suku bunga SBI dan kurs dapat menjelaskan variabel risiko sistematis saham sebesar 11,8%. Selain itu besar signifikansi F lebih kecil dari 5% yang berarti suku bunga SBI dan kurs secara bersama-sama mempengaruhi risiko sistematis saham.

Hasil pengujian model 2 menunjukkan hasil yang tidak siginifikan karena besar
signifikansi F lebih besar dari 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa pada perusahaan
manufaktur, kurs dan suku bunga SBI secara bersama tidak mempengaruhi risiko
sistematis saham. Hasil pengujian model 3 kebalikan dari model 2. Hasil pengujian
model 3 menunjukkan bahwa besar signifikansi F lebih kecil dari 5% sehingga dapat
dikatakan pada perusahaan non manufaktur suku bunga SBI dan kurs secara bersama-
sama mempengaruhi risiko sistematis saham.

Hasil juga menunjukkan hubungan antara kurs dan risiko sistematis adalah
positif dengan koefisien 6,664. Ini berarti semakin besar nilai kurs maka risiko
sistematis semakin tinggi. Sedangkan hubungan antara suku bunga dan risiko
sistematis adalah negatif dengan koefisien sebesar -0,421. Artinya semakin tinggi
suku bunga maka risiko sistematis akan semakin rendah.

Tabel 3

Hasil Analisis Persamaan Regresi
Model 1 Model 2
Model 3
(Manufaktur)
(Non Manufaktur)
6.055 4.361 5.307
a
b1
6.664 0.604 3.986
b2
-0.421 -0.279 -0.358
R square
0.118 0.080 0.076
4.626 2.351 5.176
Nilai F
Sign.
0.013 0.105 0.007

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis 1 :
Hipotesis 1 menyatakan bahwa kurs mempengaruhi beta saham. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa signifikansi nilai t sebesar 0,004 lebih kecil dari 5%. Ini berarti
hipotesis 1 diterima.

Hipotesis 2:
Hipotesis 2 menyatakan bahwa tingkat suku bunga mempengaruhi risiko saham.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi nilai t sebesar 0,020 lebih kecil dari
5%. Ini berarti hipotesis 2 diterima.

Hipotesis 3 :
Hipotesis 3 menyatakan bahwa kurs mempengaruhi risiko saham perusahaan
manufaktur. Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi nilai t sebesar 0,004
lebih kecil dari 5%. Ini berarti hipotesis 3 diterima.

Hipotesis 4 :
Hipotesis 4 menyatkan bahwa tingkat suku bunga mempengaruhi risiko saham
perusahaan manufaktur. Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi nilai t
sebesar 0,096 lebih kecil dari 5%. Ini berarti hipotesis 4 tidak diterima.

Hipotesis 5 :
Hipotesis 5 menyatakan kurs mempengaruhi risiko saham perusahaan non
manufaktur. Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi nilai t sebesar 0,607
lebih kecil dari 5%. Ini berarti hipotesis 5 tidak diterima.

Hipotesis 6 :
Hipotesis 6 menyatakan tingkat suku bunga mempengaruhi risiko saham perusahaan
non manufaktur. Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansi nilai t sebesar
0,037 lebih kecil dari 5%. Ini berarti hipotesis 6 diterima.

Hasil pengujian hipotesis :
Hipotesis Nilai t Signifikansi Keputusan
H1 2.924 0.004 Diterima
H2 -2.355 0.020 Diterima
H3 2.982 0.004 Diterima
H4 -1.688 0.096 Ditolak
H5 0.518 0.607 Ditolak
H6 -2.144 0.037 Diterima

C. Pembahasan

Hipotesis 1 dan 2 membuktikan bahwa variabel makro yaitu nilai kurs dan suku
bunga mempengaruhi risiko sistematik saham. Risiko sistematik merupakan risiko
yang dimiliki oleh setiap perusahaan yang tidak bisa dikurangi dengan diversifikasi.
Artinya dimanapun kita menaruh investasi risiko ini tetap ada. Namun risiko sistematis ini berbeda dari waktu ke waktu sehingga investor harus mampu memprediksi pada kondisi apa atau pada waktu yang bagaimana kita harus berinvestasi.

Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa tinggi rendahnya nilai kurs dan
mempengaruhi besar kecilnya risiko. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai
kurs maka risiko sistematik akan semakin tinggi juga. Nilai kurs mempengaruhi
transaksi perdagangan. Perdagangan yang menggunakan mata uang asing akan
mendapatkan keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut. Indonesia masih
menjnadi negara pengimpor sehingga banyak komponen harga barang mengandung
unsur kurs. Akibatnya jika kurs meningkat maka berdampak terhadap perdagangan
dan kemampuan keuangan perusahaan-perusahan. Kurs ini mengakibatkan investasi-
investasi yang dilakukan mengandung risiko untuk menjadi lebih besar dari
sebelumnya. Jadi saat dimana nilai kurs tinggi merupakan bukan saat yang tepat
untuk melakukan investasi karena mengandung risiko penurunan kemampuan
keuangan suatu perusahaan.

Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
Jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, dan sebaliknya.
Alasannya jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku
bunga (misal deposito) juga akan naik. Akibatnya minat investor akan berpindah dari
saham ke deposito.

Namun hasil penelitian menunjukkan keadaan yang sebaliknya karena hubungan antara suku bunga SBI dan risiko sistemtais adalah negatif. Artinya semakin rendah suku bunga SBI maka semakin tinggi risiko sistematis saham. Jadi dapat dikatakan bahwa investor di Indonesia kurang rasional atau tergolong tipe investor yang tidak suka risiko ( risk averse ). Mereka lebih memilih berinvestasi pada aktiva yang memiliki risiko rendah.

Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sering diidentikan dengan aktiva yang
bebas risiko artinya aktiva yang risikonya nol atau paling kecil. Hasil penelitian
membuktikan bahwa besarnya suku bunga SBI mempengaruhi risiko sistematik
perusahaan. Semakin kecil suku bunga Bank Indonesia maka semakin besar risiko
sistematik saham. Suku bunga bank Indonesia merupakan patokan dalam menentukan
besarnya bunga kredit dan tabungan. Suku bunga SBI yang tinggi tidak
menggairahkan perkembangan usaha-usaha karena mengakibatkan suku bunga bank
yang lain juga tinggi. Sehingga rendahnya suku bunga SBI mengandung risiko
lesunya ekonomi. Hal ini mengakibatkan tingginya risiko berinvestasi di pasar modal.

Hipotesis 3 sampai 6 ingin membuktikan bahwa bidang industri juga
mengganggu pengaruh faktor- faktor makro terhadap risiko saham. Hal ini
membuktikan bahwa untuk berinvestasi juga dipertimbangkan risiko bisnis. Risiko
bisnis adalah risiko dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri. Misalnya
perusahaan pakaian jadi akan dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil.

Hasil menunjukkan bahwa dalam industri manufaktur hanya kurs yang terbukti
mempengaruhi risiko sistematis sedangkan suku bunga SBI tidak mempengaruhi.
Sedangkan dalam industri non manufaktur kebalikannya. Suku bunga SBI yang
terbukti mempengaruhi risiko sistematis sedangkan kurs tidak mempengaruhi.

Hasil pengujian hipotesis 3 sampai 6 juga memberikan kekonsistenan arah
hubungan variabel makro dengan risiko saham. Industri manufaktur merupakan
entitas ekonomi yang aktivitasnya memproduksi barang. Dalam memproduksi barang
ini banyak sekali komponen-komponen yang harus didatangkan dari luar negeri.
Akibatnya industri ini banyak berhubungan dengan transaksi kurs. Sehingga industri
ini sangat rentan dengan pergerak kurs. Ini mengakibatkan investasi pada industri
manufaktur mempunyai risiko yang diakibatkan oleh perubahan harga kurs bukan
oleh perubahan suku bunga SBI.

Lain halnya dengan industri non manufaktor dimana sampel yang digunakan
adalah perusahaan perbankan dan asuransi. Aktivitas di Industri ini sangat tergantung
dengan suku bunga SBI karena semua suku bunga pinjaman berpatokan dari suku
bunga SBI. Kita ketahui bahwa pendapatan bank atau asuransi adalah dari pendapatan
bunga. Jadi dapat dikatakan bahwa risiko sistematis saham di perusahaan non
manufaktur dipengaruhi oleh suku bunga SBI bukan oleh tingkat kurs

KESIMPULAN:

Risiko sistematis (risiko pasar) merupakan risiko yang berkaitan dengan
perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan
mempengaruhi variabilitas return suatu investasi (kondisi makro). Tingkat suku
bunga SBI dan kurs terbukti mempengaruhi risiko sistematis saham namun hasilnya
tidak konsisten pada dua karakteristik industri yang berbeda. Pada perusahaan
manufaktur hanya kurs yang mempengaruhi risiko saham sedangkan pada perusahaan
non manufaktur suku bunga SBI yang mempengaruhi risiko sistematis saham.

Selain itu hasil menunjukkan bahwa hubungan antara suku bunga SBI dan
risiko sistematis saham adalah negatif. Hasil ini berbeda dengan penjelasan yang
semestinya yaitu jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku
bunga (misal deposito) juga akan naik. Akibatnya minat investor akan berpindah dari saham ke deposito. Kemungkinan fenomena ini menunjukkan bahwa investor di
Indonesia tidak suka risiko atau risk averse.

Penelitian mempunyai kelemahan yaitu penentuan sampel yang bersifat purposive. Penggunaan metode ini mengakibatkan tingkat generalisasi yang kurang kuat, jika menggunakan metode acak maka hasil bisa lebih kuat untuk digeneralisasi. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel makro lain seperti inflasi, pendapatan nasional bersih, atau malah faktor-faktor politik. Selain itu peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode lain dalam menghitung return yang diharapkan misalnya dengan model pasar.

DAFTAR PUSTAKA :

Abdul Halim, 2005,
Analisis Investasi
, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
Aruzzi, M. Iqbal & Bandi, 2003, Pengaruh Tingkat Suku Bunga Rasio Profitabilitas,
dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham Syariah di Bursa Efek Jakarta,
proceeeding SNA VI
, IAI Kompartemen Akuntan Pendidik, 16-17Oktober 2003,
Surabaya, Hal.647-658.
Beaver, W., P. Kettler & M. Scholes, 1970, The Association Between Market
Determined And Accounting Determinated Risk Measures,
The Accounting
Review
, Oktober 11, Hal.654-682.
Eduardus Tandelilin,
Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio
, Edisi I, BPFE,
Yogyakarta, 2001
Gudono & Ninik Nurhayati, 2001, The Association Between Market-Determined And
Accounting-Determined Risk Measure: Evidence frim Indoneisa,
Jurnal Riset
Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi
, 1 Agustus, Hal 171-176.
Harmono, 1999, Analisis Portofolio Saham Untuk Menentukan return Optimal dan
Risiko Minimal (Studi Kasus di PT Bursa Efek Jakarta 1999),
proceeeding SNA
II
, IAI Kompartemen Akuntan Pendidik, 24-25 September 1999, Malang.
Hartono, Jogiyanto, & Surianto, 1999, Beta Sekuritas dan Koreksinya Untuk Pasar
Modal yang Sedang Berkembang,
proceeeding SNA II
, IAI Kompartemen
Akuntan Pendidik, 24-25 September 1999, Malang.
Husnan, Suad, 1996, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
Kedua, Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Jogiyanto, H.M.,
Teori Portofolio dan Analisis Investasi
, Edisi II, BPFE, Yogyakarta,
2000.
Jones, P. Charles, 1999, Investment: Analysis and Management, Sevent Edition, John
Willey and Sons Inc.
Natarsyah, Syahib, 2000, Analisi Pengauh Beberapa Faktor Fundamental dari Risiko
Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-
Punlik di Pasar Modal Indonesia,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia
15
(Juli), Hal. 294-312.
Retnaningdiah, Dian, 2003, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Ekuitas,
Kompetensi
, Vol. 1 No. 3, September-Desember, Hal 196-212.
Rosenberg, Barr & James Guy, 1976, Prediction of Beta from Investment
Fundamentals,
Financial Analysts Journal
,

40
M.Y. Dedi Haryanto & Riyatno
Setiawan, Doddy, 2003, Analisis Faktor-Faktor Fundamental yang Mempengaruhi
Resiko Sistematis Sebelum dan sesudah Krisi Moneter,
proceeeding SNA VI
,
IAI Kompartemen Akuntan Pendidik, 16-17Oktober 2003, Surabaya, Hal. 565-
574.
Tandelilin, Eduardus, 1997, Determinant of Systematic Risk: The Experience of
Some Indonesia Common Stock,
Kelola
, 16/IV, Hal 101-114.
Widjaja, Emilia, 2004, Analisi Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Risiko Saham
(Studi Kasus pada Saham-Saham Kategori LQ 45 Tahun 2001-2002),
ATMA
nan JAYA
, Tahun XVIX No.1, Januari-Juni 2004, Hal 55-67.