Minggu, 27 Maret 2011

Depresiasi ( Akuntansi Internasional )

Pengertian Depresiasi :

Penyusutan merupakan hal yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Semua aktiva tetap akan mengalami penurunan kemampuan dalam menghasilkan jasa-jasa, kecuali tanah karena tanah memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan biasanya dianggap sebagai suatu aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan.

Standar Akuntansi Keuangan mendefinisikan penyusutan sebagai berikut:
“Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang disetimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan secara langsung maupun tidak langsung”
(2007:17.1)

Menurut Soemarso S.R depresiasi atau penyusutan diefinisikan sebagai berikut:
“ Depresiasi adalah semua aktiva tetap kecua li tanah akan menyusut. Ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mencatat pengalokasian beban penyusutan yang merupakan pemindahan dari akun aktiva ke akun beban”
(2005: 125)

Sedangkan Menurut PSAK No. 17 (2004.17.1) pengertian penyusutan (depresiasi) adalah sebagai berikut:
“Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”.

Menurut Sofyan Harahap (1999:53) yang dimaksud dengan penyusutan adalah: “Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaanya atau dapat juga kita sebut sebagai biaya dibebankan terhadap produksi akibat pengunaan aktiva tetap itu dalam prose produksi”.Penting bagi kita untuk memperhatikan akuntansi penyusutan terhadap akuntansi tetap, karena penyusutan merupakan pengalokasian biaya. Karena kesalahan dalam pengalokasian biaya akan mempengaruhi perhitungan laba rugi.

Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang diharapkan untuk digunakan dalam proses produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi. Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi dengan nilai sisanya.

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan aktiva tetap diantaranya:

1.Harga pokok
Harga pokok merupakan hal yang penting dalam menghitung biaya penyusutan.

2.Nilai residu ( Residual atau salvage value)
Nilai residu adalah nilai taksiran realisasi aktiva tetap setelah akhir penggunaanya.

3.Umur ekonomis
Umur ekonomis adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap.Umur ekonomis terbagi menjadi dua, yaitu:
• Umur fisik
Umur manfaat suatu aktiva tetap yang berakhir karena kerusakan, keausan, terbakar, dan lain-lain.
• Umur fungsional
Umur manfaat suatu aktiva tetap yang berakhir karena aktiva tetap tersebut sudah tidak memiliki kemampuan untuk memberikan manfaat seperti yang diharapkan.

Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva dialokasikan berdasar suatu dasar yang sistematis dan beralasan selama masa manfaat. Metode penyusutan yang dipilih harus digunakan secara konsisten dari periode ke periode, kecuali perubahan keadaan yang memberi alasan atau dasar suatu perubahan metode. Dalam suatu periode akuntansi dimana metode penyusutan berubah, pengaruh perubahan harus di kuantifikasikan dan harus diungkapkan Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan harus diestimasi setelah mempertimbangkan faktor berikut:

a. Taksiran aus dan kerusakan fisik ( Pyisical wear and tear )
b. Keusangan
c. Pembatasan hukum atau lainnya atas penggunaan aktiva

Masa manfaat dari aktiva yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan persentase penyusutan disesuaikan untuk periode sekarang dan yang akan datang jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya. Pengaruh perubahan harus diungkapkan dalam periode akuntansi dimana perubahan terjadi.


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban penyusutan :
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokan sebagai berikut:
1.Metode aktivitas (Activity Method)
Metode aktivitas ( activity method ) juga disebut pendekatan beban variable, mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas bukan dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran (output) yang disediakan (unit-unit produksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja. Secara konseptual, asosiasi biaya yang tepat digunakan dalam istilah output bukan jam yang digunakan, tetapi seringkali output ini sulit untuk diukur. Dalam kasus seperti ini, ukuran input seperti jam mesin adalah metode yang lebih tepat dalam mengukur beban penyusutan selama periode akuntansi tertentu. Rumus metode aktivitas adalah:
Beban penyusutan = ( biaya - nilai sisa) x jam tahun ini
:Total estimasi jam

2.Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Metode ini telah diguanakan secara luas dalam prakteknya karena kemudahannya. Prosedur garis lurus secara koseptual seringkali juga merupakan prosedur yang paling sesuai. rumus metode garis lurus adalah:
Beban penyusutan = biaya dikurangi nilai sisa
:Estimasi umur pelayanan

3.Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method)
Metode beban menurun (Decreasing Charge Method) yang seringkali disebut metode penyusutan dipercepat menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun tahun awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Justifikasi utama untuk pendekatan ini adalah bahwa lebih banyak penyusutan harus dibebankan pada tahun-tahun awal karena aktiva mengalami kehilangan pelayanan yang lebih besar pada tahun-tahun tersebut. Secara umum satu dari dua metode beban menurun digunakan yaitu: metode jumlah angka tahun atau metode saldo menurun.

a. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Year Digits)
Metode jumlah angka tahun menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan. Setiap pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1= 15) dan jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang. Dengan metode ini, pembilang menurun tahun demi tahun dan penyebut tetap konstan (5/15, 4/15, 3/15, 2/15, dan 1/15). Pada akhir masa manfaat aktiva, saldo yang tersisa harus sama dengan nilai sisa.
Sum of the year digits = N (N + 1)
: 2
N= masa manfaat

b. Metode Saldo Menurun
Metode beban menurun lainnya adalah metode saldo menurun (declining balance method), yang menggunakan tarif penyusutan berupa beberapa kelipatan dari metode garis lurus. Metode saldo menurun berganda menghitung beban penyusutan per periode dengan mengalikan nilai buku aktiva tetap dengan suatu persentase tertentu. Rumus metode saldo menurun adalah sebagai berikut:

Beban penyusutan = 2 x tarif garis lurus x nilai buku awal tahun

4.Metode Penyusutan Khusus
Kadang-kadang perusahaan tidak memilih salah satu dari metode penyusutan yang lebih populer karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik yang unik, atau sifat industrinya mengharuskan penerapan metode penyusutan khusus.

•Metode Kelompok Dan Gabungan
Beberapa akun aktiva seringkali disusutkan dengan satu tarif. Terdapat dua metode penyusutan untuk beberapa akun aktiva yang digunakan, yaitu metode kelompok dan metode gabungan. Istilah kelompok mengacu pada suatu kumpulan aktiva yang bersifat serupa, sementara gabungan mengacu pada suatu kumpulan aktiva yang bersifat tidak serupa. Metode kelompok sering digunakan apabila aktiva bersangkutan cukup homogen dan memiliki masa manfaat yang hampir sama. Pendekatan gabungan digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda.

•Metode Campuran atau Kombinasi
Selain metode penyusutan yang sudah diteragkan diatas, perusahaan bebas mengembangkan metode penyusutan sendiri yang khusus atau dibuat khusus. Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu menghasilkan pengalokasian biaya aktiva selama umur aktiva dengan cara yang sistematis dan rasional. Suatu metode penyusutan hybrid yang digunakan secara luas pada industri merupakan kombinasi dari pendekatan garis lurus/ aktivitas yang sering disebut metode produksi variable (production variable method).


Perlakuan Akuntansi Depresiasi Negara-Negara Lain Tentang IFRS

Di Amerika Serikat pada tahun 1999 Governmental Accounting Standards Board’s (GASB) Statement No. 34, Basic Financial Statements—and Management's Discussion and Analysis—for State and Local Governments, mengatur bahwa pemerintah pada umumnya diminta untuk mendepresiasikan aktiva tetap mereka. Dua metode pelaporan diperkenankan oleh GASB 34 ini, terutama untuk aktiva infrastruktur. Kedua metode itu adalah depresiasi standar dan depresiasi modifikasian.

Depresiasi modifikasian dilakukan dengan cara memantau dan mengelola kinerja infrastruktur dan entitas yang bertanggung jawab harus menjaga aset infrastruktur tersebut dalam kondisi minimum tertentu. Modifikasi ini perkenankan karena GASB beranggapan bahwa instansi publik tidak mendepresiasikan aktiva melainkan melestarikan aktiva untuk memenuhi atau melebihi standar kondisi yang diinginkan.

Praktik depresiasi ala impairment yang dinyatakan oleh GASB sebagai varian penyusutan modifikasian yang mengijinkan perkecualian dipemasalahkan oleh GFOA’s Executive Board berdasarkan alasan teoretis yang mengacu pada kontroversi antara kegunaan akuntansi berbasis kas dibandingkan dengan berbasis akrual. GFOA menganggap bahwa penyusutan modifikasian merupakan langkah awal GASB dalam memanfaatkan standar akuntansi yang diterima umum untuk mengukur kinerja pemerintah sementara mereka mengukuhi pandangan bahwa ukuran kinerja harus dikaitkan dengan penganggaran (berbasis kas), bukannya kerangka kerja akuntansi (yang memungkinkan akrualisasi) (GFOA, 2002).

Jika sekarang kita fokus pada beberapa pengukuran kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa (termasuk di dalamnya Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman), Brasil, Swiss, China dan Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansi yang digunakan bisa berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aktiva. Untuk beberapa negara, yang mana representatif dalam pengidentifikasian klasifikasi kultur, prinsip akuntansi juga berkaitan dengan pemilihan pengukuran kunci yang dipresentasikan pada basis komparatif. Dengan hormat kepada basis pengukuran yang digunakan, aplikasi konservatif dari biaya historis umumnya di jadikan persyaratan di negara Uni Eropa, disana ada kecendrungan untuk pendekatan yang lebih fleksibel, khususnya di Inggris dan Belanda. Di dua negara tersebut, biaya histors secara berkala di modifikasi dengan revaluasi nilai pasar atau biaya pengganti, khususny pada kasus tanah dan bangunan dan peralatan.

Akuntansi depresiasi di AS dan Uni Eropa, khususnya di Inggris didasarkan pada konsep dari nilai guna umur ekonomi, dimana di negara lain seperti Prancis, Jerman, Swiss dan Jepang, peraturan perpajakan secara umum mendorong metode yang lebih cepat. Pengukuran persediaan secara umum didasarkan pada prinsip “lower of cost and market” tetapi dengan beberapa variasi dalam penaksiran arti dari pasar, itu adalah, “net realizable value” atau biaya pengganti. LIFO juga kadang kali diijinkan untuk tujuan pajak (sebagai contohnya Jepang dan AS), tetapi lebih sering tidak (contohnya Uni Eropa). Kontruksi kontrak diakuntansikan secara umum menggunakan metode “percentage-of-completion”. Tetapi metode kontrak lengkap yang lebih konservatif digunakan di Swiss, Cina dan Jerman. Biaya bagian penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) biasanya dikeluarkan lebih cepat di negara Anglo-Amerika dan Jerman. Meskipun Brasil pendekatan yang lebih fleksibel telah diadopsi secara umum. Pendekatan yang serba memperbolehkan juga diadopsi secara umum ke arah kapitalisasi biaya peminjaman dari aktiva.

Perlakuan dari keuntungan pensiun juga diakuntasikan secara umum atas basis yang bertambah/ atau proyeks keuntungan yang akan dibayarkan kepada karyawan, kontras dengan Brasil dan Cina yang menggunakan metode sebaliknya.
Perlakuan terhadap perpajakan adalah area utama dari perbedaan pengukuran pendapatan akuntansi menjadi dipengaruhi secara kuat oleh peraturan pajak di Prancis, Jerman, Swiss, dan Brasil.

Perlakuan dari kombinasi bisnis di seluruh dunia bervariasi tergantung pada kurang atau lebihnya metode “pooling-of-interest” atau kumpulan kepentingan, metode ini dijadikan persyaratan atau diijinkan tergantung pada keadaan tertentu. Tetapi metode pembelian juga dibutuhkan secara umum. Di Brasil, Cina dan Jepang metode depresiasi diperlukan dan kontras dengan AS dan Inggris, dimana metode depresiasi tidak diperlukan tetapi dilakukan tes kelayakan.

Berkaitan dengan goodwill, hal-hal lain seperti merk, hak publikasi, dan paten, yang secara umum dikapitaslisasi, kecuali di Swiss, tetapi subjek biasanya diamortisasi, jika tidak maka diadakan tes kelayakan. Akhirnya, hal-hal yang berkaitan dengan translasi mata uang asing adalah penting dalam tujuannya untuk mendapatkan pengukuran untuk memilih antara average atau closing rate. Disini, sepertinya ada beberapa fleksibilitas secara umum, dengan kurs aktual ataupun kurs rata-rata.

Meskipun adanya pertumbuhan kekhawatiran terhadap perbedaan prinsip pengukuran dan praktiknya secara internasional, kurang lebih yang diketahui tentang dampak keseluruhan dari perbedaan akuntansu atas pendapatan dan ekuitas pemegang saham. Meskipun begitu, perbedaan kepada berbagai aspek pengukuran akuntansi mungkin telah dikompensasi satu sama lain agar secara luas dampak keseluruhannya tidak terlalu signifikan. Meskipun telah dilakukan riset yang sangat terbatas mengenai dampak kuantitatif dari perbedaan akuntansi internasional, ada bukti kuat antara hubungan prinsip akuntansi di AS dengan Inggris, beberapa negara Uni Eropa, dan Jepang.

Pustaka :

http://www.blogger.com/feeds/197704576912717730/posts/default

ttp://elib.unikom.ac.id/download.php?id=59151

http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010

http://id.wikipedia.org/wiki/depresiasi

Konvergensi Standar Akuntansi Amerika dan Eropa menjadi Standar Akuntansi Dunia

Standar akuntansi merupakan pedoman bagi siapa saja dalam menyusun laporan keuangan. Standar akuntansi ini merupakan upaya badan resmi apakah regulator atau organisasi profesi untuk menyeragamkan penyusunan laporan keuangan yang digunakan untuk kepentingan publik seperti dalam pelaporan di pasar uang dan pasar modal.

Perkembangan akuntansi di dunia ini berjalan sendiri-sendiri. Masing-masing negara memiliki sistem dan konsep sendiri tentang standar akuntansinya atau mengikuti kubu tertentu. Standar akuntansi ini merupakan pedoman dalam pencatatan, penyusunan, dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Jika standarnya berbeda maka bentuk dan isi laporan keuangannya akan berbeda yang juga akan menimbulkan perbedaan di sana-sini sehingga laporan keuangan tidak bisa diperbandingkan. Padahal kualitas dapat diperbandingkan yang merupakan kualitas utama yang harus dimiliki lapiran keuangan. Dalam hal ini masing-masing negara memiliki standar yang berbeda, tentu hal ini akan melahirkan laporan keuangan yang berbeda sehingga tidak bisa diperbandingkan. Perbedaan itu juga akan menimbulkan para emiten harus menyususn laporan keuangan yang berbeda jika seandainya sahamnya diperdagangkan di beberapa pasar uang dan modal.

Kubu standar akuntansi yang paling besar ada dua yaitu kubu Amerika dan kubu Eropa. Eropa mengeluarkan IASB statement dan Amerika mengeluarkan FASB statement. IASB dipakai perusahaan Eropa dan perusahaan yang terdaftar di pasar modal Eropa sedangkan FASB dipakai di perusahaan Amerika dan perusahaan yang terdaftar di pasar modal Amerika.

Kesulitan ini sudah lama menjadi perhatian para akademisi dan regulator sehingga upaya-upaya menyatukan kedua kubu ini terus dilakukan baik oleh IASB dan FASB. Akhirnya pada awal tahun 2000-an dilakukan pertemuan-pertemuan dan menghasilkan berbagai rekomendasi yang menuju pada ide konvergensi standar akuntansi yang akan melahirkan standar akuntansi dunia.

Setelah banyak upaya telah dilakukan, sudah banyak perkembangan menuju satu standar ini. Pada tahun 2005 misalnya sudah ada 65 negara yang telah mewajibkan Internasional Financial Reportinga Standard ( IFRS ) yang dikeluarkan oleh IASB untuk semua perusahaan yang sudah terdaftar di pasar modal.

Jika konvergensi ini berlangsung, hal ini akan menjadi revolusi profesi akuntansi terbesar dalam sejarah profesi. Karena itu peristiwa ini akan menjadi momentum bagi profesi, emitem, regulator, serta universitas dan mahasiswa untuk melakukan agenda perubahan sikap, standar, pelajaran sehingga pada saatnya nanti kita dapat menyesuaikan diri dengan situasi ini. Dengan situasi sekarang di mana tidak ada lagi batas negara dalam pasar modal maka kesatuan standar ini merupakan keharusan jika kita ingin masuk dalam pusaran peredaran keuangan internasional.

Sedangkan Indonesia sebagai negara atau pasar yang disebut “Emerging Market” mau tidak mau harus bisa mengikuti perkembangan internasional termasuk dalam konstalasi kovergensi kedua kubu akuntansi besar ini. Diharapkan dengan terlaksananya konvergensi di tingkat puncak, akan memudahkan kita mengikuti proses konvergensi ini.

Dampak dari konvergensi ini adalah berubahnya buku-buku teks yang dipakai di universitas dan akhirnya dalam penyusunan laporan keuangan. Semua pihak sudah harus wanti-wanti akan “ revolusi profesi akuntan” ini.


Sumber : Buku Teori Akuntansi, disusun oleh Sofyan Syafry Harapan. Ed. Revisi ke 9.

Rabu, 23 Maret 2011

Pemicu Munculnya Akuntansi Internasional

Beberapa pemicu munculnya akuntansi internasional dapat disebutkan sebagai berikut :
1.Salah satu pemicu utama munculnya akuntansi internasional adalah semakin luas dan besarnya jangkauan operasi MNC ( Multi National Corporation ). Dengan semakin besarnya jangkauan MNC ini, akan memengaruhi pasar uang dan modal internasional serta berbagai transaksi bisnis dan keuangan yang menyertainya misalnya dikemukakan oleh Jacoby ( 1970 ) tentang perubahan perusahaan dari skala domestik menjadi skala internasional :

a. Perkembangan perusahaan menyebabkan impor bahan mentah dari luar dan ekspor ke pasar internasional.
b. Menbuka cabang-cabang penjualan di luar negeri.
c. Perusahaan memberikan lisensi atau franchising.

2.Investasi di luar negeri yang dilakukan perusahaan, investor, pemerintah dan sebagainya.

3.Fluktuasi keuangan yang disebabkan berubahnya sistem keuangan internasional yang menimbulkan munculnya risiko perubahan kurs valuta asing sehingga memerlukan informasi akuntansi.


4.Meningkatkan harga sumber-sumber alam dan komoditi serta monopoli.

5.Meningkatnya pertumbuhan ekonomi da aspirasi dunia ketiga.


6. Meningkatnya peranan pasar modal. Dari aspek pasar modal global ditemukan berbagai indikator penting yang mau tidak mau memerlukan akuntansi internasional.

a. Cash flow dari transaksi overseas saat ini adalah US 1,4 triliun dollar per hari.
b. Ada kecenderungan volume capital market semakin meningkat.
c. Ada kecenderungan konsolidasi dan integrasi pasar modal dunia karena :
1.Mengurangi transaction cost
2.Masalah likuidasi
3.Semakin besar suatu pasar bursa semakin baik

7.Berubahnya Vision Pasar Modal, hal ini ditandai oleh :
a. Penggunaan Decimal Pricing dalam transaksi bursa.
b. Munculnya pasar yang saling terkait dalam transaksi bursa.

8.Pasar Modal USA
Pasar Modal Amerika termasuk pasar modal yang paling cepat menjadi pasar global.

sumber :buku teori akuntansi