Minggu, 10 April 2011

Kasus Translasi Mata Uang Asing Atau Valuta Asing

Di sini diperlukan cara mengukur pengaruh perubahan nilai valuta asing terhadap laporan keuangan neraca dan hasil usaha suatu perusahaan, terutama dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, accounting exposure akan selalu muncul pada saat penyusunan laporan keuangan jika diantara akun laporan keuangan bersangkutan terdapat akun atau pos-pos yang awal kejadiannya dinyatakan dalam valuta asing. Oleh karena itu, perlu dibedakan metode pencatatan yang antara lain :

a.Single rate method ( Metode Kurs Tunggal), menurut metode ini nilai dilaporkan menurut kurs tunggal yang berlaku pada tanggal neraca.
b.Multiple rate method ( metode kurs berganda),terdiri dari metode :
1. Current-non current method ( metode lancar-non lancar), menurut metode ini pos-pos valas dibagi dua yaitu :
• Akun lancar (current), dilaporkan menurut kurs yang berlaku saat ini (current rate).
• Akun non lancar (non current), dilaporkan menurut kurs historis.
• Akun laba rugi dijabarkan denagn kurs rata-rata (average rate), kecuali untuk penyusutan dan amortisasi dinilai dengan kurs historis (historis rate)

2.Monetary dan non monetary method, dalam metode ini akun-akun valuta asing perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
.Pos moneter, yaitu pos yang nilai aslinya tidak berubah dan dinilai dengan kurs saat ini.
• Pos non moneter, yaitu pos-pos yang nilai historisnya berubah-ubah tergantung harga pasar dan untuk itu dinilai dengan historical rate.

3.Temporal method, yang merupakan modifikasi dari monetary dan non monetary method. Dalam hal ini penentuan kurs didasarkan pada metode pemilihan yang digunakan apakah market value atau historical value.

4.Hybrid method, yaitu campuran dari beberapa metode di atas dengan syarat harus dilaksanakan dengan konsisten.


PSAK yang dikeluarkan IAI ( Ikatan Akuntan Indonesia ) memberikan pedoman sebagai berikut.
1.Selisih kurs akibat perubahan norma (gradual) diakui sebagai pendapatan biaya pada periode yang bersangkutan.
2.Selisih kurs akibat devaluasi :
a. Sehubungan dengan saldo kas dan bank dilaporkan pada perhitungan laba rugi tahun berjalan.
b. Hal yang berkaitan dengan pos moneter dalam valuta asing dapat dilaporkan langsung pada perhitungan rugi laba atau ditangguhkan. Amortisasi harus dilakukan secara sistematis jangka waktunya adalah sisa masa yang sesuai dengan perjanjian yang berlaku atau pada saat pelunasan, mana yang lebih dahulu.
Selisih dari SWAP atau kontrak pembelian devaluasi dilaporkan sama seperti yang diterapkan pada pelaporan selisih kurs pinjaman yang diproteksi.
c. Kebijakan akuntansi sehubungan dengan selisih kurs devaluasi harus diungkapkan secara jelas pada catatan atas iktisar keuangan. Jika dilakukan penangguhan atas selisih kurs devaluasi tersebut juga harus diungkapkan.

Sementara itu, Standar Akuntansi menurut FASB adalah sebagai berikut :
1.Semua aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs berlaku pada tangggal neraca.
2.Selisih kurs akibat translasi dalam mata uang asing harus diperhitungkan dalam penentuan rugi laba periode tertentu.
Tidak ada perbedaan antara yang normal dan devaluasi.


kasus translasi mata uang asing :

Laporan Super Express

Laporan Keuangan

31 Desember 2001

Nama akun

Rp

Historis rate $

Current rate $

CNC

MNM

Temporal

Kas

6400000

711

653

653

653

653

Piutang Usaha

4500000

500

459

459

459

459

Piutang Pendapatan Bunga Deposito

375000

42

38

38

38

38

Sediaan Bahan Pengepakan

4300000

477

438

438

477

438

Sediaan BHP Kantor

200000

22

20

20

22

22

Asuransi Dibayar di muka

100000

11

10

10

11

11

investasi-deposito berjangka

5000000

555

510

555

555

555

Sewa dibayar di muka

10800000

1200

1102

1102

1200

1200

perlengkapan kantor

9000000

1000

918

1000

1000

1000

Alat Pengangkutan

20000000

2222

2040

2222

2222

2222

dividen

1250000

138

127

138

138

138

TOTAL

61925000

6878

6315

6635

6775

6736

Utang usaha

2200000

244

224

224

224

224

Utang biaya bunga

400000

44

40

40

40

40

Utang gaji

2800000

311

285

285

285

285

Utang pajk penghasilan

1600000

178

163

163

163

163

Utang bank-jangka panjang

10000000

1111

1020

1111

1020

1111

Laba tahun ini

6400000

711

653

653

653

653

laba di tahan

4175000

464

426

426

464

464

depr. Akumulasi perlengkapan

1350000

150

137

150

150

150

depr. Akumulasi alat pengangkutan

8000000

888

816

888

888

888

modal saham

25000000

2777

2551

2695

2888

2758

TOTAL

61925000

6878

6315

6635

6775

6736

Keterangan :

Kurs 1=$9000 , kurs terdepresiasi =$9800

Analisis :

Dari laporan keuangan PT. SUPER EXPRESS terlihat bahwa adanya penurunan nilai sebesar $226, atau bisa dikatakan perusahaan mengalami rugi translasi sebesar $226 akibat adanya translasi. Bila dilihat dari metode Current-Non Current (CNC) maka perusahaan juga akan mengalami kerugian sebesar $82, tetapi apabila dilihat dengan menggunakan metode Moneter-Non Moneter (MNM) perusahaan mengalami keuntungan translasi sebesar $111, dan dengan menggunakan metode temporal perusahaan juga mengalami kerugian translasi sebesar $19. Tetapi kerugian metode temporal tidak sebesar kerugian translasi dengan menggunakan metode current-non current.

Kesimpulan :

Kesimpulannya bahwa setelah laporan keuangan perusahaan PT. SUPER EXPRESS melakukan translasi mata uang asing, maka terjadi penurunan atau kerugian translasi sebesar $226. Tetapi bila perusahaan menggunakan metode Moneter-Non Moneter (MNM) perusahaan mengalami keuntungan translasi sebesar $111.

Sumber : Buku Teori Akuntansi, disusun oleh Sofyan Syafry Harapan. Ed. Revisi ke 9.

1 komentar:

  1. Wah sangat menarik artikelnya, pengaruh valas terhadap kinerja keuangan perusahaan.

    saya sendiri seorang trader yang bekerja dalam pasar forex dengan menggunakan broker forex terpercaya saat ini yaitu www.octafx.com. dimana saya mendapatkan keuntungan dengan tambahan modal berupa bonus deposit sebesar 50%

    BalasHapus